Jakarta — Bank Sahabat Sampoerna (Bank Sampoerna) hingga akhir Juni 2018 membukukan penyaluran kredit senilai Rp6,8 triliun atau tumbuh 12,4% dari penyaluran kredit di akhir Juni 2017 sebesar Rp6,1 triliun.
Dari seluruh kredit yang disalurkan Bank Sampoerna, sekitar 80,0% di antaranya atau senilai Rp5,5 triliun disalurkan ke segmen Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Kinerja positif Bank Sampoerna ini didukung dengan pertumbuhan double digit Dana Pihak Ketiga (DPK). Hingga akhir Juni 2018, DPK Bank Sampoerna tercatat Rp7,7 triliun atau naik 13,1% dibandingkan dengan posisi per akhir Juni 2017 sebesar Rp6,8 triliun.
Adapun rekening giro pada Bank Sampoerna tercatat naik secara year on year (yoy) sebesar 44,9% menjadi Rp325 miliar, sedangkan tabungan tumbuh 14,4% yoy menjadi Rp823 miliar. Rekening deposito Bank Sampoerna juga mengalami kenaikan sebesar 11,7% yoy menjadi Rp6,6 triliun. Hal ini berdampak pada peningkatan pada CASA Ratio ke tingkat 14,8% dibandingkan dengan 13,8% pada satu tahun sebelumnya. Hal ini disampaikan Henky Suryaputra, Chief Financial Officer Bank Sampoerna dalam keterangan tertulisnya yang diterima Infobank pada Kamis (9/8).
”Peningkatan DPK yang sejalan dengan pertumbuhan penyaluran kredit menjadikan rasio pinjaman terhadap total simpanan atau Loan to Deposit Ratio (LDR) berada di level 88,6% pada akhir Juni 2018, relatif tidak berubah dibandingkan dengan 88,3% pada tahun sebelumnya. Tingkat LDR ini dipandang cukup baik mengingat fluktuasi kondisi ekonomi di Indonesia,” jelas Henky.
Sementara itu, rasio keuangan lainnya dapat dicapai pada level yang cukup baik, seperti ROE 4,8%, dan CAR 18,5%.
Sebagai informasi, hingga semester pertama 2018 Bank Sampoerna melaporkan kinerja keuangan semester I 2018 dengan peningkatan laba bersih sebesar 23,8% atau menjadi Rp29,7 miliar dari Rp23,9 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. (*)