Jakarta – PT PP Properti Tbk (PPRO) memperoleh kepercayaan investor asing asal Dubai untuk berinvestasi di Surabaya beberapa waktu lalu. Hal tersebut pun berhasil mengangkat perolehan pra penjualan (marketing sales) perseroan.
Direktur Utama PT PP Properti Tbk, Taufik mengungkapkan bila sampai dengan Semester I tahun 2018 tercatat marketing sales perseroan mencapai Rp2.5 triliun naik 80% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Marketing sales disokong dari Residential sekitar 90% dan commercial (hospitality dan Shopping mall) sekitar 10%. Proyek-prpyek residential diantaranya Grand Kamala Lagoon, Grand Sungkono Lagoon, Grand Shamaya, Grand Dharmahusada Lagoon, Ayoma, Amarta View, Begawan, dan lain-lain.
“Sedangkan Commercial diantaranya Park Hotel Jakarta, Prime Park Hotel Bandung, Swissbel Hotel Balikpapan, Kaza City dan Mall Lave GKL,” ungkapnya, dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin, 30 Juli 2018.
Tercatat sampai dengan semester I-2018 Perseroan berhasil memperoleh laba bersih sebesar Rp188 miliar atau tumbuh 15% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp163 Miliar.
Baca juga: PP Properti Bersinergi dengan KIJA
Selain itu untuk peningkatan dari kacamata arus kas masih tetap kuat, sehingga mendorong posisi Neraca keuangan yang sehat.
Rasio utang berbunga terhadap ekuitas (DER) pada posisi Juni 2018 adalah 0.75 kali dengan current ratio 2.69 kali dan peningkatan terjadi sebesar 32% pada total asset dari Rp 10.71 triliun di Semester I-2017 menjadi Rp 14.19 triliun, posisi ini menunjukkan tingkat leverage Perseroan yang sangat terkendali.
“Pada semester II-2018 diharapkan kami akan menerima pembayaran atas transaksi Bulk Sell yang muncul di Semester I-2018 dengan perkiraan nilai Rp756 miliar. Ditambah dengan sisa dana dari hasil penerbitan obligasi kemarin, kami optimis dapat memenuhi komitmen kami kepada konsumen dan pemegang saham dalam menghasilkan progress produksi yang luar biasa dari land bank maupun proyek yang ada,” lanjut Taufik.
Sebagaimana dikemukakan sebelumnya, tahun ini Perseroan hanya menyiapkan belanja modal Rp1,8 triliun, dimana sekitar 50%-60% diantaranya akan digunakan untuk pelunasan cicilan lahan Perseroan dan sisanya untuk pengembangan hotel dan mall juga setoran modal anak usaha. Sampai dengan Juni 2018 sudah terserap sekitar 23% dari total belanja modal tahun ini.
“Sebagian besar belanja modal kami prioritaskan membayar cicilan land bank, kalaupun ada hutang sifatnya hanya untuk refinancing. Dengan begitu rasio keuangan akan terkendali dimana hutang berbunga akan diminimalisir”, lanjut Taufik.
Sekedar informasi, pada tahun ini perseroan menargetkan top line marketing sales mencapai Rp3.8 triliun, sedangkan untuk bottom line ditargetkan berkisar Rp510 – 530 miliar.
“Kami sangat optimis dengan target itu, rencana di Semester II-2018 kami akan melaunching beberapa produk baru, diantaranya apartemen di kawasan Kertajati, Entrance Suramadu, launching tower baru Grand Kamala Lagoon dan Grand Sungkono Lagoon,” tutupnya. (*)