Jakarta- Pelonggaran kebijakan moneter oleh bank sentral dengan pemangkasan Giro Wajib Minimum (GWM) primer dari 8% menjadi 7,5% diyakini akan menambah likuiditas bagi perbankan sebesar Rp18 triliun.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan penurunan tersebut merupakan upaya bank sentral dalam meningkatkan kapasitas pembiayaan perbankan.
” Dengan pelonggaran ini bank-bank bisa meningkatkan capacity to lend mereka,” tandas Perry dalam Konferensi Pers di Jakarta, Selasa 17 November 2015.
Menurutnya, pelonggaran tersebut merupakan bagian dari koordinasi dengan Pemerintah. Di sisi moneter, bank sentral melonggarkan GWM sehingga likuiditas perbankan bertambah. Sementara di sisi fiskal, pemerintah mempercepat stimulus fiskal sehingga permintaan kredit diharapkan meningkat.
” Ini mendukung memperkuat upaya kita pelonggaran GWM dan makroprudensial sehingga bank mampu menyalurkan kredit, dan di sisi fiskal meningkatkan permintaan, dan kami yakin pertumbuhan ekonomi akan lebih baik,” kata Perry. (*) Ria Martati