Jakarta — PT Bank Dinar Indonesia Tbk (DNAR) optimistis bisa naik kelas ke klasifikasi Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) II, dengan modal inti minimal Rp1 triliun. Perseroan menargetkan proses akuisisi sahamnya oleh APRO Financial dan merger dengan Bank Oke Indonesia rampung pada tahun ini.
“Jika merger ini rampung, ekspansi bisnis Bank Dinar dipastikan lebih luas. Bank naik kelas ke BUKU II dengan modal minimum Rp1 triliun dan dapat berkembang menjadi bank devisa dengan berbagai peningkatan,” ucap Hendra Lie, Direktur Utama Bank Dinar di Jakarta, Kamis, 3 Mei 2018.
Selain peningkatan status bank, layanan digital banking, pengembangan bancassurance, pengembangan jaringan kantor, pengembangan trade finance, penyaluran kredit untuk segmen komersial dan korporasi juga ditargetkan meningkat. Per akhir 2017, modal inti Bank Dinar tercatat sebesar Rp452 miliar.
Baca juga: Lesunya Permintaan, Menghambat Penyaluran Kredit Bank Dinar
Pihak Bank Dinar sudah mengirimkan dokumen terkait syarat proses akuisisi saham Bank Dinar oleh APRO Financial kepada OJK. “Proses merger masih berlangsung dan berharap persetujuan dari bidang perizinan dan informasi perbankan (DPIP), lebih cepat,” lanjut Hendra.
Tercatat, APRO Financial telah melakukan perjanjian pembelian 77,38 persen saham Bank Dinar. Ke depan, investor Korea Selatan ingin menggabungkan Bank Dinar dengan Bank Oke Indonesia, yang dulu bernama Bank Andara, setelah mengakuisisi 99 persen saham.
Pada tahun 2017, menurut Hendra, kinerja Bank Dinar lebih fokus pada sisi kehati-hatian melihat kondisi perbankan secara umum banyak dihadapkan pada permasalahan kredit. Penyaluran kredit selama 2017, tumbuh sebesar 3.83 persen menjadi Rp1,38 triliun dibanding 2016 sebesar Rp1,33 triliun dengan pemenuhan porsi kredit UMKM mencapai 25,76 persen dari total kredit yang disalurkan. (*)