Rupiah Ambruk, BI: Kondisi Perbankan Masih Kuat

Rupiah Ambruk, BI: Kondisi Perbankan Masih Kuat

JakartaBank Indonesia (BI) menilai, pelemahan nilai tukar rupiah yang hampir menyentuh level Rp14.000 per dolar AS, diyakini tidak akan berdampak signifikan terhadap stabilitas sistem keuangan nasional. Hal ini tercermin pada kondisi perbankan nasional yang tetap kuat.

Demikian pernyataan tersebut disampaikan oleh Deputi Gubernur BI Erwin Rijanto, di Jakarta, Kamis, 26 April 2018. Menurutnya, kondisi nilai tukar rupiah yang saat ini berada di level Rp13.900 an per dolar AS belum mengganggu stabiitas keuangan nasional.

Lebih lanjut dirinya mengungkapkan, bahwa kesehatan perbankan nasional masih lebih baik bila dibandingkan dengan kondisi perbankan di negara kawasan. Di sisi lain, restrukturisasi korporasi juga sudah berlangsung, sehingga akan berdampak positif pada perbankan.

Baca juga: Transisi Gubernur BI, Dijamin Tak Tambah Volatilitas Rupiah

“(Pelemahan rupiah) ini tidak akan memiliki pengaruh berarti bagi sektor keuangan. Bagaimana kondisi korporat kita juga cukup membaik, korporat impor mungkin iya, tapi untuk koroporat ekspor itu akan menguntungkan,” ujarnya.

Terjaganya stabilitas sistem keuangan nasional, tambah dia, juga tercermin pada rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) perbankan yang cukup tinggi mencapai 23,1 persen dan rasio likuiditas (AL/DPK) sebesar 23 persen pada Februari 2018.

“Kita harus melihat perbankan kita itu return on assets (ROA) nya itu termasuk yang terbesar di kawasan. Terlebih kalau dilihat dari Capital Adequacy Ratio (CAR) kita juga masih tinggi sekali kisaran 22-23 persen, jadi ini tidak berpengaruh,” tutupnya. (*)

Related Posts

News Update

Top News