Jakarta – Pelaku pasar tampak mengurangi trasaksi di mata uang US$ seiring dengan hasil keputusan Bank Sentral AS yang masih menahan suku bunganya. Dengan kembali ditundanya kenaikan suku bunga The Fed, hal ini mengurangi daya dorong bagi indeks US$ untuk mengalami kenaikan.
“Terhadap sejumlah mata uang pun, terlihat pergerakan US$ cenderung variatif. EUR-US$, GBP-US$, RUB-US$, US$-AUD, dan beberapa lainnya cenderung melemah,” ujar Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada, dalam risetnya di Jakarta, Jumat, 30 Oktober 2015.
Sebelumnya juga pernah disampaikan, pelemahan pada Rupiah cenderung tipis. Hal ini sejalan dengan masih adanya pelaku pasar yang masih menahan transaksi jelang rapat The Fed. Laju Rupiah pun turut menunggu kepastian akan rapat The Fed tersebut.
“Tentunya harapan kami, jika The Fed kembali menunda kenaikan suku bunganya maka indeks US$ akan menurun dan dapat memberikan imbas positif bagi Rupiah,” tukas Reza.
Namun demikian, Reza menegaskan, bahwa masih ada ketidakpastian dalam kedepannya, mengingat sampai akhir tahun The Fed diperkirakan masih akan menunda kenaikkan suku bunganya. Oleh sebab itu, pelaku pasar harus tetap mencermati sentimen yang akan muncul.
“Dengan laju Rupiah yang cenderung menguat sesuai perkiraan kami sebelumnya maka seharusnya masih ada daya dorong bagi Rupiah untuk tetap berada di zona hijau. Laju Rupiah di atas target resisten 13.618. Rp 13.550-13.575 (kurs tengah BI),” tutupnya. (*) Rezkiana Nisaputra
—-