Jakarta – Chief Economist & Investment Strategist Manulife Aset Managemen (MAMI), Katarina Setiawan, mengungkapkan tahun 2018 akan menjadi tahun yang sangat dinamis, penuh peluang namun juga dengan beberapa risiko melekat yang perlu dicermati.
Ia pun memprediksi aktivitas perekonomian 2018 akan lebih baik, terutama ditopang oleh peningkatan belanja pemerintah menjelang dua pesta politik terbesar yaitu Pilkada dan juga Pemilu Presiden 2019.
“Peningkatan belanja pemerintah akan menciptakan dampak berantai pada meningkatnya daya beli masyarakat,” kata Katarina di Jakarta, Selasa, Selasa, 12 Desember 2017.
Disamping itu, lanjutnya daya beli masyarakat sendiri pun akan terbantu oleh peningkatan subsidi yang telah dianggarkan pemerintah.
Pada akhirnya, upaya pemerintah untuk meningkatkan belanja dan daya beli masyarakat seharusnya juga akan tercermin pada berlanjutnya momentum pertumbuhan laba korporasi Indonesia.
Disisi lain tambahnya, pesta politik juga bisa menimbulkan risiko unik tersendiri yaitu peningkatan volatilitas pasar finansial.
Dari sisi global, pergerakan harga minyak dunia dan dampaknya pada APBN dan pendapatan negara juga perlu dicermati.
“Situasi geopolitik global, dan normalisasi kebijakan moneter dunia, jika terjadi terlalu cepat dan tidak dikomunikasikan dengan baik, juga dapat mengganggu sentimen di pasar finansial baik dunia maupun domestik,” jelasnya.
Melihat hal itu, ia pun memproyeksikan GDP growth berada pada level 5,20-5,40%, nilai tukar rupiah terhadap dollar Rp13.200-Rp13.500 dan BI 7 days reverse repi rate 4,25-4,75%. (*)