BNI Tetap Hati-hati Salurkan KUR

BNI Tetap Hati-hati Salurkan KUR

Meski suku bunga KUR akan diturunkan menjadi 9% pada tahun depan, BNI tetap hati-hati dalam menyalurkan KUR. Rezkiana Nisaputra

Jakarta–Rencana Pemerintah untuk kembali menurunkan suku bunga kredit usaha rakyat (KUR) menjadi 9% pada 2016, dari level saat ini 12%, ditanggapi positif oleh PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI). Pasalnya dengan penurunan bunga KUR tersebut akan memperluas akses perbankan ke masyarakat.

“Sekarang 12% tapi nanti secara bertahap 9%. Penurunan akan memberi manfaat nasabah KUR. Keuntungannya, kan sekarang sebagian ada subsidi pemerintah. Tapi tujuannya bagaimana bisa membuka akses perbankan yang belum berbank,” ujar Direktur Utama BNI Achmad Baiquni, di Jakarta, Senin, 13 Juli 2015.

Kendati suku bunga KUR secara bertahap terus diturunkan, namun kredit macet atau non performing loan (NPL) masih menjadi kekhawatiran bagi perseroan dalam menyalurkan KUR. Oleh sebab itu, BNI telah mengantisipasinya dengan lebih berhati-hati dan mengevaluasi nasabahnya bagi yang ingin mendapatkan KUR.

“Untuk NPL, tentunya akan meliat sektor-sektor pemerintah, terutama pertanian. Untuk jaga kualitas, kita juga siapakan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk mengevaluasi calon debitur yang usahanya layak tapi belum bankable,” tukas Baiquni.

Sebelumnya Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengatakan, dengan penurunan suku bunga KUR menjadi 9% pada tahun depan, akan memberi dampak positif dan negatif bagi koperasi. Bagi koperasi usaha, penyusutan bunga pinjaman tersebut tentu akan berdampak positif karena bisa memperoleh dana murah untuk kegiatan usahanya.

Namun dampak negatifnya bagi koperasi simpan pinjam, mereka harus pintar dalam bersaing. Dimana suku bunga pada koperasi simpan pinjam berada di atas level 20% yang dianggap tidak efisien dan akan berpengaruh kepada pengusaha yang mengurungkan niatnya untuk melakukan pinjaman ke koperasi simpan pinjam.

“Pemerintah tidak mungkin ikut yang tinggi, pasti ikut yang rendah. Bank-bank mesti beri kredit lebih murah ke koperasi dibanding ke pengusaha. Selama ini tidak adil karena pengusaha malah dapat bunga lebih murah,” ucap JK. (*)

@rezki_saputra

Related Posts

News Update

Top News