Minimnya kesadaran berasuransi menyebabkan rendahnya tingkat penetrasi asuransi. Sebagai bagian dari masyarakat, agen memainkan peranan yang penting dalam meningkatkan kesadaran berasuransi masyarakat.
Jakarta–Dari waktu ke waktu, industri asuransi jiwa di Indonesia mengalami perkembangan yang pesat. Ditengah dinamika ekonomi yang naik-turun, industri asuransi jiwa selalu mampu mencetak pertumbuhan yang positif. Berdasarkan data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), industri asuransi jiwa mampu mencatatkan rata-rata pertumbuhan sebesar 25% hingga 30% setiap tahunnya. Hal itu menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan pertumbuhan premi asuransi terkuat di dunia.
Firdaus Djaelani, Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non Bank Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan, penetrasi asuransi jiwa menunjukkan perkembangan yang positif dalam beberapa tahun terakhir. Hal itu tercermin dari angka densitas asuransi yang terus meningkat. Densitas asuransi jiwa khususnya, menunjukkan pertumbuhan yang signfikan. Hingga 2014, densitas asuransi jiwa tercatat sebesar Rp458.980 atau naik dibandingkan dengan 2013 yang sebesar Rp426.530.
Namun, jika dibandingkan dengan perkembangan Gross Domestic Bruto (GDP) Indonesia, perkembangan asuransi masih sangat rendah. Hingga 2014, penetrasi asuransi tercatat baru mencapai 2,14%. Tingkat penetrasi ini masih jauh jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga. Di Singapura, tingkat penetrasinya mencapai 4,3%. Kemudian di Thailand, penetrasi asuransinya sudah mencapai 4,7%. Sementara di Malaysia, tingkat penetrasi asuransinya mencapai 3%.
Merujuk pada data World Insurance Outlook, untuk tingkat penetrasi, Indonesia menempati posisi ke 73 dunia. Sementara berdasarkan total premi, posisi Indonesia berada di 34 besar dunia. Artinya, dengan tingkat penetrasi yang relatif masih rendah, Indonesia mampu menempati posisi yang relatif bagus. Bayangkan, jika saja Indonesia berhasil menaikkan peringkat penetrasinya, maka ranking Indonesia berdasarkan total premi tentu akan melonjak signfikan.
Rinaldi Mudahar, President Director PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) mengungkapkan, rendahnya penetrasi disebabkan oleh adanya kesenjangan proteksi yang cukup besar di Indonesia, dengan masih banyaknya keluarga Indonesia yang belum memahami pentingnya memiliki perlindungan asuransi jiwa atau sudah memiliki asuransi jiwa namun dengan nilai perlindungan yang belum memadai. “Manfaat asuransi jiwa adalah memberikan perlindungan jangka panjang untuk keluarga Indonesia dalam menjalani setiap tahapan kehidupan dan mencapai tujuan keuangan mereka dengan aman dan tenang” urai Rinaldi.
Sejatinya, ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan penetrasi asuransi. Pertama adalah bukan sekedar edukasi, melainkan percepatan edukasi. Dalam rangka mendorong kesadaran berasuransi, AAJI dan anggotanya, bersama dengan OJK secara aktif dan masif melakukan kegiatan sosialisasi dan edukasi asuransi.
Hendrisman Rahim, Ketua Umum AAJI mengatakan, salah satu cara mengedukasi masyarakat adalah dengan memperkankan asuransi melalui produk micro insurance (asuransi mikro). Cara ini dinilai tepat dalam memperkenalkan asuransi kepada masyarakat. Sebab, selain memberikan manfaat, harganya juga terjangkau.
Edukasi asuransi juga dilakukan melalui diberlakukannya program jaminan sosial, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan). Badan ini bertugas memberikan jaminan kesehatan kepada masyarakat. Melalui cara ini, masyarakat diajak merasakan pentingnya jaminan kesehatan yang implementasinya serupa dengan asuransi kesehatan. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya berasuransi.
Kedua, peningkatan ekonomi. Pasalnya, jika ekonomi tumbuh baik maka kemampuan atau daya beli masyarakat juga akan meningkat. Sehingga, kemampuan orang untuk membeli asuransi juga akan meningkat. Hal ini mengindikasikan, perkembangan asuransi sejalan dengan perkembangan ekonomi.
Dan ketiga, yang juga tak kalah penting adalah peran agen asuransi. Sebab agen asuransilah yang menjadi ujung tombak perusahaan asuransi dalam berhubungan langsung dengan nasabah. Agen ini yang secara konsisten mengenalkan produk dan manfaat asuransi kepada masyarakat. Hal ini membuat peran agen cukup vital dalam meningkatkan kesadaran berasuransi masyarakat.
Rinaldi mengungkapkan, tenaga pemasar memainkan peran penting dalam mengedukasi masyarakat akan pentingnya asuransi jiwa dan dalam membantu merencanakan masa depan keuangan masyarakat. “Prudential kini memiliki lebih dari 200 ribu tenaga pemasar yang secara gencar dan konsisten mensosialisakan manfaat perlindungan asuransi jiwa” imbuh Rinaldi.
Menyadari pentingnya peran agen, AAJI menargetkan pertumbuhan jumlah agen yang pesat tahun ini. AAJI menargetkan, tahun ini jumlah agen dapat mencapai 500 ribu orang. Berdasarkan data AAJI, hingga Juni 2015, jumlah tenaga pemasar asuransi jiwa telah mencapai 452.836 orang. Jumlah ini tumbuh sebesar 20,7% jika dibandingkan dengan Juni 2014. AAJI optimis hingga akhir tahun ini, target tersebut dapat tercapai.
Nini Sumohandoyo, Corporate Marketing & Communications Director Prudential Indonesia yang juga adalah Ketua Bidang Komunikasi AAJI mengungkapkan, tenaga pemasar berkontribusi besar mendongkrak penetrasi asuransi jiwa. Hingga kuartal kedua 2015, jumlah total tertanggung asuransi jiwa telah mencapai 57,02 juta jiwa atau meningkat 22,9% dibandingkan periode yang sama 2014. Dari jumlah tersebut, jumlah tertanggung individu mencapai 16,60 juta jiwa atau tumbuh 46,9% dibandingkan kuartal kedua 2014.
Tingkat penetrasi sejatinya menggambarkan suatu kesimbangan antara tingkat keberhasilan pelaku asuransi, kekuatan keuangan masyrakat, tingkat kesadaran berasuransi masyarakat dan kebijakan pemerintah. Kesemuanya memiliki peran penting dalam mendorong kesadaran berasuransi. Ditengah potensi pasar yang sangat besar ini dan dinamika ekonomi, industri asuransi memiliki pekerjaan rumah yang cukup menantang, tidak hanya edukasi dan sosialisasi asuransi, tetapi juga peningkatan kompetensi agen dan kualitas agen, peningkatan kapasitas perusahaan asuransi, serta peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) di perusahaan asuransi(*) Apriyani Kurniasih.