Jakarta – Tantangan yang dihadapi industri pembiayaan kendaraan sejak tahun lalu cenderung membaik hingga semester pertama tahun ini.
Meskipun pertumbuhan ekonomi masih cenderung pelan dan daya beli masyarakat yang belum pulih sepenuhnya, likuiditas perbankan telah menunjukkan perbaikan, dan terdapat perbaikan kondisi bisnis di wilayah Sumatera dan Kalimantan yang sebelumnya mengalami penurunan kinerja.
BFI Finance Indonesia Tbk (BFI Finance) sendiri pada semester pertama 2017 berhasil menyalurkan pembiayaan baru sebesar Rp6,7 Triliun, tumbuh 30% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp5,2 triliun.
Dengan demikian, piutang pembiayaan yang dikelola perusahaan (managed receivables) naik 15% menjadi Rp14,5 triliun pada akhir Juni 2017 dibandingkan dengan Rp12,6 triliun tahun lalu.
“Pembiayaan produk kendaraan roda empat bekas masih menjadi kontributor utama
pembiayaan baru kami yakni sebesar 71%. Strategi kami tetap sama seperti tahun sebelumnya yaitu memperluas penyediaan layanan untuk pembiayaan kendaraan bekas, baik sepeda motor maupun mobil,” kata Direktur Pembiayaan Ritel, Sutadi di Jakarta, Selasa, 25 Juli 2017.
Hasil positif itu mendorong aset dan profitabilitas meningkat. Perusahaan pembiayaan berusia 35 tahun ini, secara konsisten berhasil meningkatkan aset dan profatibilitasnya di semester pertama dengan membukukan kenaikan laba bersih sebesar 55% mencapai Rp526 miliar dibandingkan diperiode sama tahun sebelumnya Rp340 miliar.
Kinerja itu didukung oleh peningkatan total pendapatan bersih mencapai Rp1,4 triliun, meningkat 26% dari yang sebelumnya Rp1,1 triliun.
“Peningkatan pendapatan bersih di semester pertama 2017 dikontribusi oleh perbaikan komposisi piutang yang didominasi oleh aset dengan tingkat pengembalian yang lebih tinggi, serta kemampuan Perseroan dalam mendapatkan sumber pendanaan yang lebih kompetitif
sehingga dapat menurunkan cost of fund Perseroan,” tambah Direktur Keuangan, Sudjono. (*)