Jakarta – Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang sempat menguat tipis pada perdagangan kemarin sore (10/7) akan tertahan sejalan dengan pemerintah yang memperlemah asumsi makro pada nilai tukar menjadi 13.400 dalam Rancangan APBN-Perubahan.
Demikian pernyataan tersebut seperti disampaikan oleh Analis PT Samuel Sekuritas Indonesia, Rangga Cipta dalam risetnya, di Jakarta, Selasa, 11 Juli 2017. Asumsi nilai tukar rupiah yang diajukan pemerintah di level 13.400 itu dikhawatirkan bakal menjadi sentimen negatif bagi pergerakan laju rupiah.
“Tetapi, penguatan rupiah bisa tertahan dengan pemerintah yang memperlemah asumsi nilai tukar menjadi 13.400 untuk 2017,” ujarnya.
Dia mengungkapkan, nilai tukar rupiah yang ditutup di level Rp13.398 per US$ atau terapresiasi 1 poin (0,01 persen) dibandingkan perdagangan sebelumnya Rp13.399, sejalan dengan pelemahan dolar AS di Asia pada Senin kemarin. Selain itu, Yield SUN juga terlihat mulai turun setelah sebelumnya naik signifikan.
“Walaupun dolar index tetap kuat, kurs lain yang pasar obligasinya sempat tertekan sepanjang minggu lalu, mulai terlihat menguat,” ucapnya.
Namun demikian, kata dia, laju rupiah yang mulai stabil dengan kecenderungan menguat ini, juga dibarengi dengan penguatan dolar index yang juga mulai bergerak terbatas. Hal ini juga dipicu oleh adanya ekspektasi rilis data inflasi AS pada minggu ini yang menunjukkan cukup pesimistis. (*)