Jakarta – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyambut baik keputusan Bank Indonesia (BI) yang menahan suku bunga acuan 7 Days Reverse Repo Rate di level 4,75% yang berlaku efektif 16 Juni 2017.
Menurut Direktur Utama BEI Tito Sulistio, keputusan BI merupakan sinyal tingkat kepercayaan diri yang tinggi dari pemerintah dan BI terhadap kondisi perekonomian saat ini.
Padahal, Bank sentral Amerika Serikat (AS), yaitu Federal Reserve (The Fed) telah menaikkan suku bunga acuan sebesar 0,25% menjadi 1-1,25%.
“Dalam keadaan demikian BI berani nahan, itu berarti kepercayaan diri yang besar. Kita di Pasar Modal mendukung itu,” tuturnya di Gedung BEI, Jakarta, Kamis, 15 Juni 2017.
Menurut Tito kondisi fundamental ekonomi RI memang sedang menunjukan sinyal positif. Mulai dari inflasi yang masih tertahan hingga naiknya rating investasi Indonesai yang diberikan lembaga rating dunia S&P.
“Pertanyaannya distribusi pangan yang baik sudah terjawab, sampai sekarang tidak ada complain. Wajar saja kalau ekspor seperti turun dan impor seperti naik, mau Lebaran tapi tanda-tanda ekonomi membaik. Bursa bayangin fed naik, tetep aja indeks kita 5.700-an,” imbuhnya.
Sementara untuk pasar modal, kata Tito saat ini masih dalam kondisi yang prima. Meski perdagangan sedikit turun namun rata-rata transaksi harian masih terjaga di level Rp6 triliun, meskipun beberapa minggu kemarin sempat turun hingga Rp4 triliun.
“Memang hanya karena menuju Lebaran pasar modal sedikit sulit. Banyak orang enggak mau transaksi, cuti juga,” tutupnya. (*)