Pelemahan nilai tukar Rupiah dinilai masih akan berlanjut karena tertekan dari sisi eksternal. Paulus Yoga
Jakarta–Paket kebijakan ekonomi yang dirilis pemerintah kemarin dinilai tak mampu mengangkat nilai tukar Rupiah dalam waktu dekat.
“Paket kebijakan yang sudah keluar ini impact-nya tidak terlalu besar. Impact-nya hanya jangka panjang dan menengah bagi Rupiah, karena kemarin Rupiah naik, tapi sekarang sudah turun lagi. Jadi hanya sementara saja,” ucap Ekonom Senior Eric Sugandi di Jakarta, Kamis, 10 September 2015.
Ia menjelaskan, bahwa tekanan terhadap Rupiah sendiri sekarang ini lebih banyak berasal eksternal, terutama dengan adanya rencana The Fed menaikkan suku bunga acuannya.
“Saya rasa semakin cepat semakin baik The fed merealisasikan suku bunga, kita sudah terlalu lama tertekan masalah The Fed ini,” tukasnya.
Sementara terkait dengan paket kebijakan yang dikeluarkan pemerintah ia berharap bisa mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dalam jangka panjang. Namun demikian, lanjutnya, dalam jangka pendek ia menilai untuk kurs Rupiah masih akan tertekan rencana kenaikan Fed Fund Rate.
Kurs tengah Bank Indonesia mencatat nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) yang terus melorot sampai ke posisi Rp14.285 per USD pada 8 September, sempat membaik ke level Rp14.244 per USD pada 9 September selepas dirilisnya paket kebijakan ekonomi. Namun pada hari ini kurs Rupiah di kembali melemah di level Rp14.322 per USD. (*)