Penetrasi perbankan digital semakin gencar dilakukan belakangan ini. Kontribusinya terhadap industri masih dibawah 1%. Indra Haryono.
Jakarta – Perbankan digital semakin digencarkan mengikuti tren perkembangan zaman. Meski demikian, penggunaan fasilitas ini masih dilakukan oleh kalangan tertentu karena penetrasinya yang masih rendah.
Kontribusinya terhadap industri juga masih rendah, bahkan masih di bawah 1%. Namun, beberapa pelaku usaha optimistis bahwa digital banking ini akan menjadi sesuatu yang besar dan mampu memberikan kontribusi yang berpengaruh terhadap industri.
Direktur Consumer Banking PT Bank Central Asia (BCA), Henry Koenaifi mengatakan, digital banking sudah menjadi sebuah kebutuhan untuk industri. Menurutnya, hal ini merupakan sebuah kewajiban yang harus dikembangkan oleh industri karena mampu memberi nilai tambah dan membesarkan industri.
Dia melanjutkan, kontribusi terbesar yang disumbang oleh digital banking berasal dari layanan e-commerce atau jual beli secara online. Hal ini akan semakin besar lagi ke depannya karena kemudahan akses internet sekarang ini.
“Dulu, layanan jual beli online masih diragukan. Sekarang justru jadi pilihan utama. Kalau dari BCA, pertumbuhan dari sisi e-commerce sudah lebih dari 60%. Kalau secara nominal memang masih kecil, tapi ke depannya pasti bisa lebih besar lagi,” jelasnya ketika ditemui setelah konfernsi pers Indonesia Banking Expo (IBEX) di Jakarta.