Rupiah Berpotensi Menguat Meski Dibuka Stagnan, Ini Faktor Pendorongnya

Rupiah Berpotensi Menguat Meski Dibuka Stagnan, Ini Faktor Pendorongnya

Poin Penting

  • Rupiah dibuka stagnan di Rp16.625 per dolar AS, namun berpotensi menguat didorong arus masuk asing ke pasar saham dan kuatnya minat pada lelang SUN.
  • Investor asing mencatat beli bersih US$27,31 juta, sementara volume perdagangan SBN melonjak menjadi Rp33,80 triliun.
  • Pasar menunggu keputusan The Fed, dengan ekspektasi 89% peluang penurunan suku bunga, dan rupiah diproyeksikan bergerak pada kisaran Rp16.575–Rp16.675

Jakarta – Nilai tukar rupiah dibuka stagnan pada perdagangan Rabu, 3 Desember 2025, berada di posisi Rp16.625 per dolar AS, sama seperti penutupan sehari sebelumnya. Meski belum bergerak pada sesi pembukaan, peluang penguatan rupiah dinilai masih terbuka berkat masuknya dana asing ke pasar saham Indonesia.

Kepala Ekonom Permata Bank, Josua Pardede, menilai derasnya aliran modal asing ke pasar modal dapat menjadi katalis positif bagi rupiah dalam jangka pendek.

“Investor asing mencatatkan beli bersih sebesar 27,31 juta dolar AS (pada Selasa, 2/12),” ujarnya dikutip dari ANTARA, Rabu, 3 Desember 2025.

Selain aliran masuk asing di pasar saham, pasar obligasi pemerintah juga mencatat aktivitas perdagangan yang meningkat. Volume transaksi Surat Berharga Negara (SBN) pada Selasa (2/12) mencapai Rp33,80 triliun, melonjak dibandingkan perdagangan Senin (1/12) yang sebesar Rp17,12 triliun.

Baca juga: Data PMI AS Tekan Dolar, Rupiah Berpeluang Bertahan di Level Rp16.600-an

Yield SBN rupiah bergerak bervariasi. Yield acuan tenor 5 tahun berada di 5,76 persen (-6 bps), tenor 10 tahun 6,30 persen (+2 bps), tenor 15 tahun 6,47 persen (+1 bps), dan tenor 20 tahun 6,56 persen (0 bps).

Adapun kepemilikan asing di SBN tercatat turun Rp590 miliar menjadi Rp872 triliun per 1 Desember 2025, setara 13,35 persen dari total outstanding.

Minat Tinggi pada Lelang SUN

Pada lelang SUN Selasa (2/12), Kementerian Keuangan sukses menghimpun Rp25 triliun dari total penawaran masuk yang mencapai Rp69,64 triliun—melampaui target indikatif Rp23 triliun. Angka ini menunjukkan minat investor yang masih kuat terhadap instrumen berdenominasi rupiah.

Baca juga: Bos BI Beberkan Tahapan Redenominasi, Butuh Waktu 6 Tahun

Dari sisi global, pasar menunggu keputusan The Fed di tengah periode blackout, sehingga pejabat bank sentral AS tidak memberikan pernyataan publik.

“Investor tetap berhati-hati terhadap arah kebijakan The Fed menjelang pertemuan FOMC minggu depan, meskipun ada ekspektasi kuat untuk penurunan suku bunga acuan. Probabilitas penurunan suku bunga pada Desember 2025 mencapai sekitar 89 persen pagi ini,” kata Josua.

Proyeksi Rupiah Hari Ini

Dengan mempertimbangkan arus modal asing, dinamika SBN, serta sentimen global, rupiah diperkirakan bergerak di rentang Rp16.575–Rp16.675 per dolar AS sepanjang perdagangan hari ini. (*)

Related Posts

News Update

Netizen +62