Poin Penting
- IHSG diperkirakan bergerak konsolidasi pada kisaran 8.500–8.600 akibat penyempitan histogram MACD dan Stochastic RSI menuju area oversold.
- Sentimen domestik bercampur, dengan penguatan IHSG sebelumnya ditopang sektor consumer siklikal, sementara PMI Manufaktur November naik ke 53,3 namun surplus perdagangan Oktober turun tajam menjadi USD2,4 miliar karena melemahnya ekspor.
- Sentimen global variatif, dipengaruhi kontraksi PMI Tiongkok ke 49,9 serta antisipasi rilis consumer confidence Jepang dan data inflasi Euro Area yang diperkirakan stabil di 2,1 persen.
Jakarta – Phintraco Sekuritas melihat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini (2/12) secara teknikal berpeluang mengalami gerak yang konsolidasi.
“Secara teknikal, terjadi penyempitan histogram positif MACD dan Stochastic RSI mengarah ke area oversold. Sehingga IHSG diperkirakan masih akan bergerak konsolidasi pada kisaran 8.500-8.600,” tulis Research Team Phintraco Sekuritas dalam risetnya di Jakarta, 2 Desember 2025.
Diketahui, pada perdagangan kemarin (1/12) IHSG ditutup menguat pada level 8.548,79 atau naik 0,47 persen, dengan saham sektor consumer siklikal membukukan penguatan terbesar. Sebaliknya saham sektor properti mencatatkan koreksi terbesar.
Baca juga: BEI Catat 5 Saham Ini Jadi Pendorong Penguatan IHSG Sepekan
Manajemen Phintraco melihat, para investor mencerna sejumlah data ekonomi domestik yang dirilis Senin (1/12), dengan indeks Manufacturing PMI bulan November naik pada level 53,3 dari 51,2 di Oktober 2025.
Angka itu merupakan level tertinggi sejak Februari 2025 setelah empat bulan berturut-turut berada di area ekspansi.
Sedangkan surplus neraca perdagangan bulan Oktober berkurang menjadi USD2,4 miliar dari USD4,34 miliar di September 2025.
Ini merupakan surplus paling kecil sejak April 2025, yang disebabkan oleh turunnya ekspor sebesar 2,31 persen year-on-year (yoy) dan merupakan penurunan pertama sejak Maret 2024.
Turunnya ekspor ini disebabkan oleh melambatnya permintaan dari Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok serta penurunan permintaan dari Jepang dan India.
Sementara itu, inflasi November 2025 melambat menjadi 0,17 persen month-on-month (mom) dari 0,28 persen mom, sehingga secara tahunan laju inflasi November 2025 juga melambat menjadi 2,72 persen yoy dari 2,86 persen yoy di Oktober 2025.
Sentimen Global
Adapun indeks di bursa Asia ditutup mixed pada perdagangan Senin (1/12), akibat data manufaktur PMI Tiongkok mengalami kontraksi pada level 49,9 pada November 2025 dari 50,6 di Oktober 2025.
Selain itu, investor akan mencermati data consumer confidence Jepang (2/12) yang diperkirakan naik pada level 36,1 di November 2025 dari 35,8 di Oktober 2025.
Sedangkan dari Euro Area akan dirilis data inflasi bulan November 2025 yang diperkirakan stabil di level 2,1 persen yoy. (*)
Editor: Galih Pratama










