Poin Penting
- BSSN mendeteksi 1.600 URL terkait scam per September 2025 dan memperkuat edukasi publik terkait ancaman seperti social engineering, phishing, dan flash firing.
- BSSN melakukan cyber patrol di internet dan media sosial untuk memvalidasi, profiling, serta mengidentifikasi situs dan threat actor yang diduga melakukan aktivitas ilegal.
- Dalam kolaborasi dengan Komdigi dan sektor keuangan, BSSN melakukan takedown situs bermasalah dan mendorong penguatan keamanan siber.
Jakarta – Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mendeteksi sebanyak 1.600 Uniform Resource Locator (URL) yang berkaitan dengan kasus scam (penipuan online) di Tanah Air per September 2025.
“Kami bersama-sama dengan OJK mendeteksi 1.600 URL melalui internet diantaranya adalah kasus scam,” kata Direktur Keamanan Siber dan Sandi Sektor Keuangan, Perdagangan, dan Pariwisata BSSN, Baderi, di Jakarta, Senin, 1 Desember 2025.
Ia menjelaskan, dalam menanggulangi tingginya tingkat serangan siber di Tanah Air, pihaknya melakukan sejumlah langkah konkret. Pertama, meningkatkan literasi masyarakat yang dinilai sebagai langkah pencegahan yang cukup efektif.
“Kami juga senantiasa melakukan security awareness terkait dengan serangan siber di Indonesia termasuk penipuan yang dilakukan melalui social engineering, phising dan flash firing,” jelasnya.
Baca juga : Lewat CTIS, BSSN Gandeng Industri Keuangan Cegah Serangan Siber
Kedua, kata Baderi, BSSN juga melakukan cyber patrol di internet dan sosial media. Hasilnya, yang diperoleh oleh BSSN kemudian dilakukan validasi dan profiling untuk mengidentifikasi situs maupun threat actor yang diduga melakukan aktivitas ilegal.
“Sehingga kita mengenali situs threat aktor yang melakukan serangan siber ini,” jelasnya.
Ketiga, pihaknya juga berkoordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) untuk melakukan takedown terhadap sejumlah situs yang terindikasi bermasalah.
“Memang tidak hanya sekadar aspek teknologi saja, tetapi hal yang berkaitan dengan kolaborasi dan sinergi yang sangat penting sekali,” pungkasnya.
Sebelumnya, dalam periode Januari 2020 hingga Mei 2025, BSSN mencatat 6.728.381.246 anomali trafik internet.
Baca juga : Satgas PASTI Blokir 611 Pinjol Ilegal, BSSN dan Kemenag Ikut Patroli Siber
Sebanyak 83,34 persen dari anomali tersebut berupa malware atau perangkat lunak berbahaya. Hingga Mei 2025, jumlah anomali yang terdeteksi telah menyentuh 2,07 miliar, tertinggi dalam lima tahun terakhir.
Deputi Keamanan Siber dan Perekonomian BSSN, Slamet Aji Pamungkas, mengajak para pelaku industri keuangan untuk terus memperkuat sistem keamanan siber.
Ia menegaskan bahwa BSSN senantiasa menjalin kolaborasi erat dengan sektor keuangan yang dinilai sangat rentan terhadap serangan digital
“Kami intens sekali (berdiskusi) dengan teman-teman di sektor keuangan. Contohnya di perbankan, baik dengan Himbara atau Asbanda, juga dengan sektor keuangan lain. Sebagai contoh, tahun ini kami menghasilkan profil risiko keamanan siber untuk pasar modal Indonesia,” ujar Slamet beberapa waktu lalu. (*)
Editor: Galih Pratama










