Awal Pekan, IHSG Dibuka Naik 0,32 Persen ke Level 8.397

Awal Pekan, IHSG Dibuka Naik 0,32 Persen ke Level 8.397

Poin Penting

  • IHSG dibuka menguat 0,32 persen ke level 8.397,10 dengan total transaksi Rp406,9 miliar; 271 saham menguat, 115 terkoreksi, dan 265 stagnan.
  • Secara teknikal, IHSG berpotensi melemah ke 8.300–8.325 dalam jangka pendek, namun tetap berada dalam tren bullish untuk jangka menengah-panjang.
  • Sentimen pasar dipengaruhi agenda RDG BI, data kredit dan M2, serta dinamika global seperti data ekonomi AS pasca-shutdown.

Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka meningkat ke level 8.397,10 atau menguat 0,32 persen pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9.00 WIB (17/11).

Berdasarkan statistik RTI Business pada perdagangan pasar saham hari ini, sebanyak 672,46 juta saham diperdagangkan, dengan frekuensi perpindahan tangan sebanyak 65 ribu kali, serta total nilai transaksi mencapai Rp406,90 miliar. 

Kemudian, tercatat terdapat 115 saham terkoreksi, 271 saham menguat, dan 265 saham tetap tidak berubah.

Baca juga: IHSG Berpeluang Menguat, Cek 4 Saham Rekomendasi Analis

Manajemen Phintraco Sekuritas, sebelumnya telah memprediksi bahwa IHSG secara teknikal berpotensi untuk kembali mengalami pelemahan.

“Dalam jangka pendek, IHSG masih berpotensi melemah menguji level 8.300-8.325. Namun, dalam jangka menengah panjang, IHSG masih dalam kondisi bullish,” ucap Manajemen Phintraco dalam risetnya di Jakarta, 17 November 2025.

Dia merinci, ada sejumlah sentimen domestik maupun yang memengaruhi pasar saham hari ini. Dari dalam negeri, investor akan menantikan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) (19/11), serta mencermati data pertumbuhan kredit (19/11) dan M2 Money Supply (21/11). 

Sedangkan, dari sentimen global pada pekan ini, investor akan mencermati data ekonomi dari Amerika Serikat (AS) setelah berakhirnya shutdown. 

Di samping itu, indeks di Wall Street ditutup mixed pada pekan lalu, setelah bergerak fluktuatif akibat rotasi dari sektor teknologi yang valuasinya sudah relatif mahal. 

Kekhawatiran bahwa the Fed tidak akan menurunkan suku bunga pada pertemuan Desember mendatang. Ini semakin menambah tekanan bagi bursa Wall Street di pekan lalu, yang sebelumnya sudah mengharapkan akan ada pemangkasan suku bunga lagi. 

Baca juga: Indeks INFOBANK15 Naik 0,25 Persen, Ini Daftar Saham Bank yang Menguat dan Melemah

Selanjutnya, beberapa data ekonomi AS bulan Oktober yang tidak akan pernah dirilis akibat shutdown, meskipun shutdown telah berakhir, juga menambah faktor negatif.

Pergerakan pasar saham juga akan dipengaruhi kesepakatan dagang antara AS dan Swiss pada Jumat (14/11). AS akan menurunkan tarif impor Swiss menjadi 15 persen dari 39 persen dan perusahaan Swiss akan berinvestasi senilai USD200 miliar pada akhir 2028. (*)

Editor: Galih Pratama

Related Posts

News Update

Netizen +62