Poin Penting
- Bank Kaltimtara mencatat laba bersih Rp294,68 miliar hingga September 2025, ditopang pendapatan bunga yang stabil dan efisiensi biaya operasional.
- Dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 1,51% menjadi Rp39,51 triliun, dengan porsi dana murah meningkat ke 83,62%, mencerminkan kepercayaan nasabah yang tinggi.
- Permodalan bank kian kuat, dengan CAR naik ke 47,83% dan NPL net turun ke 1,36%, menandakan manajemen risiko yang solid dan ruang ekspansi kredit yang luas.
Jakarta – Kinerja fungsi intermediasi PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara (Bank Kaltimtara) menunjukkan pertumbuhan yang tetap positif hingga akhir September 2025.
Di tengah kondisi ekonomi yang masih penuh tantangan, bank yang dipimpin oleh Muhammad Yamin sebagai Direktur Utama ini berhasil menjaga pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) dan penyaluran kredit secara seimbang, mencerminkan peran aktifnya sebagai agen pembangunan di wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara.
Mengutip laporan keuangan Bank Kaltimtara pada Rabu, 12 November 2025, per September 2025, secara konsolidasi, DPK Bank Kaltimtara tumbuh 1,51 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp39,51 triliun dari Rp38,92 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Baca juga: Di Atas Industri! Laba Bank Kaltimtara Tumbuh 37,93 Persen di 2024 jadi Rp549,73 Miliar
Kenaikan itu terutama ditopang oleh pertumbuhan dana murah (giro dan tabungan) yang meningkat 3,93 persen menjadi Rp33,04 triliun. Komposisi dana murah terhadap total DPK pun naik menjadi 83,62 persen dari sebelumnya 81,67 persen.
Kenaikan porsi dana murah menunjukkan meningkatnya kepercayaan nasabah terhadap layanan Bank Kaltimtara sekaligus memperkuat struktur pendanaan yang efisien.
Kredit dan Pembiayaan Syariah Tumbuh
Dari sisi kredit, Bank Kaltimtara juga mencatat pertumbuhan positif sebesar 1,35 persen menjadi Rp21,36 triliun.
Peningkatan terbesar terjadi pada pembiayaan syariah yang tumbuh signifikan sebesar 18,25 persen menjadi Rp2,02 triliun, sementara kredit konvensional relatif stabil di kisaran Rp19,33 triliun.
Baca juga: OJK Perkuat Aturan Hapus Buku Kredit Macet UMKM, Ini Tujuannya
Kualitas aset tetap terjaga dengan baik, tecermin dari rasio kredit bermasalah (NPL) neto yang turun dari 1,61 persen menjadi 1,36 persen, jauh di bawah ambang batas aman regulator sebesar 5 persen.
Penurunan itu menunjukkan kemampuan manajemen dalam menjaga kualitas portofolio kredit dan menerapkan prinsip kehati-hatian.
Laba Stabil di Tengah Tekanan Biaya
Dari sisi profitabilitas, Bank Kaltimtara mampu menjaga laba bersih tetap stabil di level Rp294,68 miliar, nyaris sama dengan capaian tahun sebelumnya.
Kestabilan laba itu didukung oleh pendapatan bunga yang naik 1,39 persen menjadi Rp3,00 triliun, sementara beban bunga meningkat terbatas 3,02 persen menjadi Rp1,14 triliun.
Dengan demikian, pendapatan bunga bersih (NIM) tercatat stabil di angka 5,45 persen, menunjukkan kemampuan bank dalam mengelola aset produktif secara efektif di tengah fluktuasi suku bunga pasar.
Baca juga: Bank Kaltimtara Tumbuh Positif, Tingkatkan Aset dan Dana Murah
Di sisi efisiensi, beban operasional lainnya tercatat naik tipis 2,35 persen menjadi Rp1,48 triliun, sementara rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) berada di level 88,06 persen, sedikit di atas batas ideal 85 persen.
Meski demikian, posisi ini masih tergolong sehat dan menunjukkan pengelolaan biaya yang terkendali di tengah tekanan operasional yang meningkat.
Dari sisi permodalan, Bank Kaltimtara terus memperkuat fondasi keuangannya. Modal inti naik 2,97 persen menjadi Rp8,74 triliun, sedangkan rasio kecukupan modal (CAR) meningkat signifikan dari 43,01 persen menjadi 47,83 persen.
Kenaikan tersebut mencerminkan kondisi permodalan yang sangat kuat dan memberi ruang bagi ekspansi bisnis ke depan.
Likuiditas Longgar, Siap Ekspansi Kredit
Dari sisi aset, Bank Kaltimtara mencatat pertumbuhan stabil sebesar 0,04 persen menjadi Rp52,20 triliun. Rasio keuangan lainnya juga menunjukkan kondisi yang solid, dengan return on assets (ROA) di level 1,08 persen dan return on equity (ROE) sebesar 4,47 persen.
Sementara itu, rasio loan to deposit ratio (LDR) tercatat 53,09 persen, berada di bawah kisaran ideal 78–92 persen, menandakan likuiditas bank sangat longgar untuk mendukung ekspansi kredit ke depan.
Baca juga: Bank Kaltim Bertransformasi Jadi Bankaltimtara
Secara keseluruhan, kinerja Bank Kaltimtara hingga September 2025 mencerminkan stabilitas yang kuat dan arah pertumbuhan yang positif.
Pertumbuhan dana murah, kualitas kredit yang terjaga, serta permodalan yang solid menunjukkan bahwa bank ini berhasil menjalankan perannya sebagai penggerak ekonomi daerah.
Sebagai agen pembangunan di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara, Bank Kaltimtara terus membuktikan komitmennya untuk tumbuh sehat, berdaya saing, dan berkontribusi nyata bagi kemajuan ekonomi regional. (*) Ari Nugroho









