Poin Penting
- IAI dorong akuntan muda adaptif dan berintegritas untuk menghadapi transformasi digital serta menjaga kepercayaan publik.
- PP No. 43 Tahun 2025 jadi tonggak baru pelaporan keuangan yang menuntut profesional berkompeten dan beretika.
- APAFest 2025 wadah pembinaan 2.000 mahasiswa akuntansi agar siap menjadi future-ready accountants berstandar global.
Jakarta – Profesi akuntan dituntut untuk beradaptasi dengan masifnya transformasi digital hingga perubahan geopolitik. Adaptasi menjadi kunci akuntan dalam menjaga kepercayaan publik sekaligus penggerak keandalan ekonomi.
Hal itu ditegaskan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam International Accounting Day yang bertepatan dengan Grand Final Aspiring Professional Accountants Festival (APAFest) 2025.
IAI mendorong agar generasi akuntan muda menjadi lebih tangguh, berintegritas, dan siap menghadapi disrupsi global.
Mengusung tema “Future-Ready Accountants: Navigating Global Challenges,” APAFest digagas sebagai wadah bagi mahasiswa akuntansi berprestasi dari seluruh Indonesia untuk menampilkan kemampuan terbaik, sekaligus memperkuat peran profesi akuntansi sebagai guardian of trust dalam menjaga transparansi dan akuntabilitas ekonomi nasional.
Baca juga: Standar Akuntansi Keuangan IAI Tetap Berlaku hingga KSLK Tetapkan Standar Baru
Menurut Ketua Dewan Pengurus Nasional IAI, Ardan Adiperdana, di masa depan, akuntan tidak lagi sekadar number crunchers, tetapi juga harus menjadi strategic advisors, guardians of trust, dan difference-makers di tengah dinamika ekonomi yang kian kompleks.
“Profesi akuntan kini berada di garis depan transformasi, di mana digitalisasi, keberlanjutan, dan tata kelola yang baik menjadi pendorong utama masa depan ekonomi,” kata Ardan dalam keterangan resmi, Selasa, 11 November 2025.
Ia melanjutkan, seperti ditekankan oleh International Federation of Accountants (IFAC), akuntan masa depan harus menguasai kombinasi kompetensi teknis dan digital, etika dan orientasi publik, wawasan strategis, sustainability mindset, serta kemampuan adaptasi dan pembelajaran berkelanjutan.
Kepercayaan Publik Jadi Inti Profesi Akuntan
Sementara, Anggota III BPK RI sekaligus Anggota Dewan Pengawas IAI, Akhsanul Khaq, mengatakan, saat ini profesi akuntan berada di titik krusial di tengah perubahan global.
“Kepercayaan (trust) adalah inti dari profesi akuntan, menjadi penjamin kredibilitas laporan keuangan dan tata kelola publik,” tegasnya.
Baca juga: Dorong Transparansi, OJK dan IAI Terbitkan Panduan Akuntansi Aset Kripto
Ia menjelaskan, terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2025 tentang Pelaporan Keuangan menjadi tonggak baru bagi ekosistem pelaporan keuangan nasional.
Regulasi tersebut menuntut setiap laporan keuangan disusun oleh profesional yang kompeten, berpengalaman, dan berintegritas tinggi.
“Teknologi hanyalah enabler, tetapi kredibilitasnya tetap dijaga oleh manusia, para akuntan yang berintegritas,” lanjutnya.
APAFest 2025 Jadi Ajang Regenerasi Akuntan Muda
Adapun Direktur Eksekutif IAI, Elly Zarni Husin, mengungkapkan bahwa APAFest 2025 diikuti oleh lebih dari 2.000 peserta yang terbagi dalam berbagai rangkaian kegiatan.
Ada 198 mahasiswa akuntansi berprestasi yang berkompetisi dalam dua ajang utama, APA Championship (APAChamp) dan National APA Award.
Kegiatan ini juga melibatkan sejumlah mitra strategis, seperti Chartered Accountants Worldwide (CAW), ASEAN Federation of Accountants (AFA), dan jurusan akuntansi dari perguruan tinggi unggulan dari seluruh Indonesia.
Baca juga: Berkat Transparansi dan Akuntabilitas Tata Kelola, Pupuk Kaltim Sabet Penghargaan Ini
Tidak hanya ajang kompetisi, APAFest juga menjadi sarana pembinaan talenta muda IAI. Misalnya, lewat program Corporate Partner Visit, Webinar Series, dan Video Reels Challenge, peserta memperoleh pengalaman langsung dari para profesional dan pemimpin industri, memperkuat jembatan antara dunia pendidikan dan praktik profesional. (*) Ari Astriawan









