Oleh Cyrillus Harinowo, Komisaris Independen Bank Central Asia
PADA 3 November 2025 yang lalu saya menghadiri peresmian pembukaan sebuah kantor cabang pembantu dari Bank Central Asia (BCA) di Karawang International Industrial City (KIIC), Karawang. Ini merupakan kantor cabang pembantu yang ke-912 dari bank swasta nasional terbesar tersebut dan merupakan cabang yang ke-1.264 dari keseluruhan kantor cabang BCA. Namun demikian, kantor cabang ini memiliki peran yang penting karena dibangun di kawasan industri yang berkembang pesat di daerah tersebut.
KIIC merupakan salah satu pionir dari pengembangan kawasan industri di Indonesia yang dipimpin oleh Bapak Sanny Iskandar yang sekaligus menjadi tokoh bagi Asosiasi Kawasan Industri Indonesia. KIIC didirikan pada 1993 oleh Grup Sinarmas dari Indonesia dan Itochu Corporation dari Jepang.
KIIC berdiri di atas lahan seluas 1.500 hektare (ha) dan merupakan kawasan industri yang dikembangkan dengan sangat baik. Mungkin ini menjadi kawasan industri terbaik di Indonesia. Di kawasan industri ini berdiri ratusan pabrik, antara lain yang paling menonjol adalah pabrik mobil Toyota.
Toyota mengembangkan fasilitas produksinya di Indonesia melalui PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) dengan memusatkan pabriknya di KIIC tersebut, yaitu dengan membangun Plant 1 dan 2, sementara Plant 3 agak sedikit terpisah tapi masih di kawasan yang sama. Dari ketiga pabrik tersebut diproduksi berbagai jenis mobil Toyota, yang terutama dipasarkan di dalam negeri dan sebagian lagi ditujukan untuk pasar ekspor.
Produk yang terkenal dari pabrik Toyota di KIIC tersebut antara lain Toyota Fortuner, Toyota Innova, dan yang lainnya, termasuk mobil hibrida (hybrid) yang saat ini sudah cukup banyak dikembangkan Toyota. Sebagian produk Toyota lainnya diproduksi di pabrik Daihatsu yang lokasinya tidak jauh dari kawasan industri tersebut.
Kawasan Industri di Indonesia
KIIC merupakan salah satu dari lebih dari 160 kawasan industri yang berada di Indonesia. Berdasarkan data dari Kementerian Perindustrian November 2024, saat ini terdapat 165 perusahaan kawasan industri di Indonesia dengan luas lahan mencapai 94.054 ha yang tersebar di berbagai daerah.
Perusahaan-perusahaan di kawasan industri di Pulau Jawa terutama bergerak di bidang industri otomotif, tekstil dan garmen, sepatu dan produk untuk kebutuhan konsumen lainnya. Sebut saja Unilever, yang memiliki fasilitas produksi yang besar di kawasan industri Jababeka. Ada pula Procter and Gamble, yang memilih KIIC sebagai pusat produksi mereka.
Sementara itu, perusahaan-perusahaan di kawasan industri yang ada di luar Pulau Jawa pada umumnya bergerak di bidang pengolahan hasil sumber daya alam di Indonesia, terutama hasil perkebunan dan pertambangan. Kawasan industri yang besar di luar Pulau Jawa antara lain di Sei Mangke Sumatera Utara, kawasan industri di Pulau Batam, Tanah Bumbu di Kalimantan Selatan, Morowali (IMIP) di Sulawesi Tengah, dan Weda Bay (IWIP) yang terletak di Halmahera Tengah.
Jalur Jakarta – Bekasi – Karawang dan Cikampek merupakan koridor kawasan industri terpadat di seluruh Indonesia. Di jalur tersebut kendaraan komersial sangat padat melintas jalan tol Jakarta-Cikampek hingga akhirnya dibangun jalan tol layang Bekasi-Cikampek (jalan tol MBZ) untuk mengurangi kepadatan jalan tol yang di bawah.
Di koridor tersebut juga terdapat kawasan industri yang besar, antara lain MM2100, Jababeka, DeltaMas, Surya Cipta, Bukit Indah City, dan masih banyak lagi. Koridor ini memiliki kemiripan dengan “industrial belt” antara Tokyo dan Osaka yang dikenal dengan Koridor Tokaido maupun juga di kawasan Italia Utara antara Genoa sampai Venesia.
Saya sering “menikmati” pemandangan kesibukan lalu lintas di koridor ini setiap kali saya berhenti menikmati minuman di Starbuck yang berada di Rest Area KM 39, persis di samping jalan tol Jakarta-Cikampek yang di bawah maupun yang di atas. Di jalan tersebut yang paling sering saya lihat adalah truk trolley yang mengangkut 8 sampai 9 mobil baru untuk dibawa ke berbagai kota maupun juga ke pelabuhan mobil Tanjung Priok maupun Patimban.
Saya juga sering melihat mobil logistik (seperti Dunex) yang mengangkut berbagai komponen bagi keperluan pabrik di koridor tersebut. Pada umumnya berbagai pabrik tersebut menggunakan sistem produksi “just in time” sehingga memang diperlukan mobil pengangkut komponen yang siap sebagai pengangkut barang sekaligus sebagai “gudang berjalan”.
Yang sangat dominan di koridor Jakarta-Cikampek tersebut adalah industri otomotif. Namun, dalam beberapa tahun terakhir mulai bangkit berbagai fasilitas baru yang bernama “data center”. Berdasarkan informasi yang saya peroleh, kawasan industri KIIC juga kebanjiran peminat untuk mendirikan data center di sana. Yang sudah lebih dulu adalah pengembangan data center di kawasan industri MM2100 di Cibitung.
Banyak lembaga keuangan di kawasan tersebut yang membangun data center, baik sebagai data center utama mereka maupun sebagai data center cadangan. Perusahaan data center internasional yang sudah berkembang di kawasan tersebut antara lain Google, Alibaba, dan DCS. Kawasan tersebut dipilih antara lain karena ada dua sumber penyedia tenaga listrik sehingga bisa menjamin keberlangsungan aktivitas mereka setiap hari.
Peran Kawasan Industri Dalam Perekonomian
Jika kita mengamati lalu lintas di sekitar kawasan industri, kita akan bisa memahami peran besar yang diemban oleh kawasan industri dalam menggerakkan perekonomian. Lalu lintas di kawasan industri tersebut mengalami kepadatan yang tinggi setiap kali terjadi pergantian jam kerja. Para karyawan yang akan bekerja pada shift berikutnya akan berbondong-bondong mendatangi pabrik mereka, sementara karyawan yang sudah selesai menjalankan shift-nya akan beramai-ramai memenuhi jalan untuk pulang.
Suasana seperti itu sangat menarik. Dari situ terlihat, betapa besar tenaga kerja yang dapat diserap oleh kawasan industri, yang juga memberikan dampak besar bagi pendapatan masyarakat. Pada gilirannya hal itu akan berefek pada kegiatan ekonomi ikutan, seperti toko retail, warung makan, dan sebagainya. Inilah yang dalam istilah ekonomi disebut sebagai efek multiplier.
Perkembangan inilah yang juga tampak dari data perekonomian Kabupaten Karawang. Kabupaten Karawang saya pilih karena kabupaten ini memiliki kawasan industri yang cukup banyak sehingga dampak dari perkembangan kawasan industri dalam perekonomian bisa dilihat dengan lebih jelas.
Kabupaten Karawang pada 2024 memiliki produk domestik regional bruto (PDRB) sebesar Rp309 triliun (angka sementara), dan kontributor terbesar dalam perekonomian kabupaten tersebut adalah sektor industri pengolahan yang mencapai Rp216,6 triliun atau 70% dari PDRB. Angka ini sangat tinggi dibandingkan dengan kontribusi industri pengolahan dalam PDB nasional yang mencapai 18,98%.
Sektor kedua yang berkontribusi besar terhadap perekonomian Kabupaten Karawang adalah sektor perdagangan yang mencapai Rp30,4 triliun atau hampir 10% dari PDRB. Hal ini menunjukkan bahwa dampak multiplier dari sektor industri pengolahan tersebut cukup tinggi.
Dengan melihat perkembangan tersebut, maka tampak jelas bahwa sektor industri manufaktur berperan penting dalam menggerakkan perekonomian sebagaimana yang terlihat jelas di Kabupaten Karawang. Untuk Kabupaten Karawang sendiri, dengan dibukanya jalan tol baru yaitu jalan tol Jakarta-Cikampek II Selatan kemungkinan besar akan berkembang kawasan industri baru di sepanjang koridor tersebut.
Dengan demikian, akan terjadi percepatan perkembangan ekonomi di kabupaten tersebut dalam tahun-tahun mendatang. Fenomena ini mestinya juga akan terjadi pada koridor Subang-Cirebon, daerah Majalengka maupun juga di sepanjang jalan tol Trans Jawa di Jawa Tengah sampai di Jawa Timur.
Pada akhirnya, kita sangat bersyukur dengan perkembangan yang luar biasa dari kawasan industri kita pada khususnya dan industri manufaktur pada umumnya. Kebangkitan industri manufaktur ini akan berperan besar dalam mengantarkan Indonesia ke Indonesia Emas tahun 2045.









