Poin Penting
- Astra mengekspor 15 ton kopi green bean dari Desa Sejahtera Astra Bajawa ke Thailand senilai Rp1,65 miliar.
- Program ini meningkatkan pendapatan petani 72%, menyerap 54 tenaga kerja baru, dan melibatkan 204 masyarakat desa.
- Kopi Bajawa diproduksi sesuai Good Agricultural Handling Practices (GAHP) dengan dukungan IPB University, siap menembus pasar internasional.
Jakarta – Astra kembali menunjukkan komitmennya terhadap pengembangan ekonomi desa melalui ekspor perdana 15 ton green bean kopi dari Desa Sejahtera Astra Bajawa, Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur, ke Thailand. Nilai ekspor ini mencapai lebih dari Rp1,65 miliar.
Pelepasan ekspor dilakukan secara resmi oleh Direktur Promosi dan Pemasaran Produk Unggulan Desa dan Daerah Tertinggal RI, Yusra, bersama Wakil Bupati Ngada Bernadinus Dhey Ngebu, Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi, dan Pengembangan Agromaritim IPB University, Ernan Rustiandi, serta Head of Environment & Social Responsibility Astra, Diah Suran Febrianti. Turut hadir pula tokoh adat dan perwakilan pemerintah desa setempat.
“Sebagai bagian dari semangat Astra untuk sejahtera bersama bangsa, kegiatan ini mencerminkan komitmen kami dalam mendampingi masyarakat desa agar dapat tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan. Sinergi antara masyarakat, perguruan tinggi, pemerintah, dan dunia usaha menjadi kunci dalam menghadirkan produk bernilai tambah dari desa,” ujar Chief of Corporate Affairs Astra Boy Kelana Soebroto.
“Melalui inisiatif ekspor komoditas kopi ini, kami berharap dapat membuka akses pasar yang lebih luas dan memperkuat rantai nilai pertanian dari hulu ke hilir,” sambungnya.
Program Desa Sejahtera Astra Bajawa merupakan hasil kolaborasi Astra dengan IPB University sejak 2024, bertujutan membangun ekosistem bisnis kopi yang inklusif dan berkelanjutan di wilayah timur Indonesia. Adapun program ini dipimpin oleh Presiden Direktur PT Astra International Tbk, Djony Bunarto Tjondro.
Program tersebut, lanjutnya, memperkuat kapasitas petani, mendorong regenerasi pelaku usaha tani, dan memperluas akses pasar untuk komoditas unggulan lokal.
Baca juga: Begini Cara Astra Agro Lestari Dukung Kontribusi Industri Sawit Wujudkan NZE
Hingga kini, 204 masyarakat desa telah terlibat dalam program ini. Pendapatan petani kopi pun meningkat hingga 72 persen, tercipta 54 lapangan kerja baru, dan 100 persen produk kopi terserap pasar.
Dua penggerak muda, Bernard Suryanto Langoday dan Donatus Philipus Kabe, menjadi contoh nyata regenerasi petani muda di Bajawa.
Langkah ekspor ke Thailand menjadi tonggak penting bagi kopi Bajawa dalam menembus pasar internasional. Penerapan standar Good Agricultural Handling Practices (GAHP) serta dukungan pelatihan dari IPB University memungkinkan petani menghasilkan kopi berkualitas tinggi dengan cita rasa khas dataran tinggi Flores.
Selain itu, peresmian rumah pengering kopi (greenhouse) menjadi bagian penting dalam meningkatkan kapasitas dan kualitas produksi kopi, sekaligus mendorong masyarakat desa mengembangkan inovasi produk turunan kopi.
Baca juga: Produktivitas Kopi Jawa Melonjak, BUMN Apresiasi Turn Around Kopi PTPN Ijen
Sejak diluncurkan pada 2018, program Desa Sejahtera Astra telah menjangkau 1.280 desa di 35 provinsi di Indonesia.
Sebanyak 468 desa berhasil melakukan ekspor dengan total valuasi Rp349 miliar (2020–2024).
Selain itu, Astra telah membina lebih dari 19.000 UMKM melalui Yayasan Astra dan Grup Bisnis Astra.
Inisiatif ini menegaskan komitmen Astra untuk memperluas akses pasar produk unggulan desa, meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara inklusif, dan mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) Indonesia. (*)










