Poin Penting
- Infobank Digital bersama Tugu Insurance menggelar Infobank Financial Literacy Road Show 2025 di FEB Universitas Brawijaya.
- Presiden Direktur Tugu Insurance, Adi Pramana, menekankan pentingnya memahami risiko kehidupan dan peran asuransi sebagai solusi mitigasi agar finansial lebih aman dan tenang.
- Para narasumber mengingatkan mahasiswa agar disiplin mengatur keuangan dengan formula ideal—50 persen konsumsi, 10 persen asuransi, dan sisanya tabungan serta investasi.
Malang – Generasi Z atau Gen Z merupakan critical economic players di masa mendatang, namun kerentanan finansialnya masih tinggi. Karena itu, Infobank Digital member of Infobank Media Group bekerja sama dengan PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia, Tbk (Tugu Insurance) menggelar literasi keuangan di kampus Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB UB), Malang, pada 30 Oktober 2025.
Infobank Financial Literacy Road Show 2025 with Tugu Insurance ini di kampus FEB UB penyelenggaraannya didukung oleh Laboratorium Investasi dan Pasar Modal FEB UB. Dalam kegiatan ini hadir Abdul Ghofar, SE., MSI, MACC., DBA., AK., CA. selaku Dekan FEB UB yang juga merupakan Presiden Komisaris Tugu Insurance untuk memberikan sambutan.
Selain itu, sambutan juga disampaikan oleh Apriyani Kurniasih, Direktur Infobank Digital, dan Dr. Drs. Muhammad Tojibussabirin, Ak., MBA, Ketua Lab Investasi dan Pasar Modal FEB UB.
Pada kesempatan ini juga hadir Adi Pramana, Presiden Direktur Tugu Insurance, memberikan sharing session. Sedangkan sesi literasi keuangan disampaikan oleh Prof Dr, Dra. Nur Khusniyah Indrawati, M.Si, selaku Financial Planner yang juga merupakan dosen FEB UB.
Dalam sambutannya, Dekan FEB UB menyampaikan soal pentingnya literasi keuangan, terutama asuransi. Memang tingkat terus meningkat, namun tingkat penetrasinya masih tergolong rendah dan tertinggal dari negara lainnya. Menurut teori maslow, semestinya mahasiswa ini tidak berpacaran dulu, sebelum memiliki asuransi.
Baca juga: 177 Lembaga Keuangan Dianugerahi Penghargaan Top 20 Financial Institutions Award 2025
“Kolaborasi antara sektor industri, baik lembaga jasa keuangan dan media sangat penting. Salah satunya melalui kegiatan ini. Pesan saya teman-teman mahasiswa harus bijak dalam pengelolaan keuangan. Jangan hidup boros,” terang Ghofar.
Apriyani dalam sambutannya mengatakan tentang urgensi Gen Z mampu mengelola keuangan dengan baik dan tidak mengikuti fenomena yang saat ini marak, misal doom spending. Dan, juga sejak dini sudah harus aware soal proteksi atau asuransi. Pengelolaan keuangan dan proteksi sangat penting sebagai rancangan dan mitigasi agar tujuan di masa depan bisa tercapai.

Dalam sesi sharing, Adi menyampaikan tentang perasuransian dan Tugu Insurance. Adi membagi soal pentingnya manajemen risiko, bagaimana mengidentifikasi dan melakukan asesmen risiko, kehilangan, bencana alam, kecelakaan, dan risiko kredit. Risiko-risiko tersebut yang akan dihadapi dalam keseharian. Hal tersebut harus kita mitigasi, baik dihindari atau dikurangi, ataupun yang bisa kita terima. Ada juga yang kita transfer ke pihak lain risiko tersebut, salah satunya melalui asuransi.
Dengan adanya asuransi kita menjadi lebih tenang, karena jka ada kejadian dari risiko tersebut sudah ditanggung oleh pihak asuransi.
“Terkait penetrasi dan membangun awareness terkait asuransi, Tugu Insurance melakukan literasi keuangan dan meningkatkan layanan. Kami ingin asuransi, khususnya Tugu Insurance menjadi perusahaan yang sangat dipercaya dan memudahkan,” jelas Adi.
Sementara itu, Nur Khusniyah dalam sesi literasi keuangan menyampaikan pentingnya perencanaan keuangan yang baik. Kita sejak dini perlu menyusun dan mengetahuinya dengan baik. Sejatinya, tidak ada manusia yang hanya hidupnya senang-senang saja.
Ada siklus kehidupan. Jangan sampai pada siklus masa pensiun kita merasa sulit dan tidak bahagia. Mahasiswa perlu selalu diingatkan jangan boros dan mesti bijak mengelola keuangan. Gaya hidup dan fenomena saat ini sangat menantang bagi Gen Z atau mahasiswa.
Dari beberapa penelitian kebiasaan mahasiswa banyak yang jor-joran pengeluaran di awal pekan tiap bulan, dan mulai ngerem di dua pekan terakhir. Artinya, mereka belum melakukan pengelolaan keuangan dengan baik dan bijak.
Baca juga: Konsisten Dukung Sektor Energi Nasional, Harga Saham TUGU Menanjak
Dalam rumus golden formula for spending, semestinya untuk konsumsi 50 persen, tabungan minimal, asuransi minimal 10 persen, dan utang maksimal. Jadi, semestinya kita bisa ngerem untuk konsumsi, dengan demikian bisa menempatkan dana untuk tabungan dan dana darurat, asuransi, dan investasi.
Pengelolaan keuangan dilakukan sebagai upaya membangun rasa aman di masa mendatang dan hidup sejahtera. Bukan soal jumlah, namun bisa mengelola uang atau pendapatan yang kita miliki.
Dengan melakukan pengelolaan yang bijak tujuan kebahagiaan dan kesejahteraan hidup bisa dicapai.
“Intinya kita harus bisa hidup bahagia dan sejahtera, serta tidak punya kekhawatiran soal keuangan,” ungkap Nur. (*) Wahyu Arip Oktapian









