Begini Cara OVO Dukung Gen Z Melek Finansial

Begini Cara OVO Dukung Gen Z Melek Finansial

Poin Penting

  • Literasi & inklusi keuangan meningkat, namun pemahaman Gen Z terhadap produk dan risiko keuangan masih perlu diperkuat
  • OVO perluas Fintech Academy untuk memperkuat literasi dan inklusi keuangan digital mahasiswa melalui kolaborasi industri, regulator, dan akademia
  • Program edukasi meluas ke UI & STIH Adhyaksa, melibatkan lebih dari 5.000 mahasiswa sejak 2021 dengan fokus pada peluang fintech, regulasi, dan perlindungan konsumen.

Jakarta – Meski dikenal sebagai generasi yang melek digital, pemahaman Gen Z terhadap produk dan risiko keuangan masih perlu mendapat perhatian serius. Hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2025 mencatat, indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia mencapai 66,46 persen, naik tipis dari 65,43 persen pada 2024. Sementara itu, indeks inklusi keuangan juga meningkat dari 75,02 persen menjadi 80,51 persen.

Kenaikan tersebut menjadi sinyal positif, namun ruang edukasi keuangan masih terbuka lebar, khususnya bagi Gen Z. Mereka perlu dibekali keterampilan mengelola keuangan pribadi—mulai dari tabungan, dana darurat, hingga perlindungan dari jerat pinjaman online ilegal dan fraud keuangan.

Melihat kebutuhan tersebut, PT Visionet Internasional (OVO) terus memperluas inisiatif Fintech Academy—platform edukasi yang diluncurkan sejak 2021—untuk memperkuat literasi dan inklusi keuangan digital di kalangan mahasiswa.

Program ini menjadi wadah kolaborasi antara pelaku industri, regulator, dan akademia dalam meningkatkan literasi generasi muda.

Baca juga: OJK Jangkau 206 Juta Warga Lewat Program Literasi Keuangan 2025

“Fintech Academy dirancang untuk mendorong kapasitas akademik mahasiswa dalam bidang teknologi keuangan, dengan menggabungkan teori dan praktik. Kami ingin mereka tidak hanya memahami regulasi dan inovasi digital finance, tetapi juga mampu melihat peluang dan risiko secara kritis,” ujar Karaniya Dharmasaputra, Direktur Utama OVO dikutip 11 Oktober 2025.

Langkah konkret tersebut ditunjukkan melalui penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) dengan dua perguruan tinggi ternama. Pertama, Universitas Indonesia (UI) pada 29 Agustus 2025 dengan tema kuliah umum “Fintech Inclusion in Indonesia: Opportunities, Challenges, and the Road Ahead”. Kedua, STIH Adhyaksa pada 6 Oktober 2025, melalui seminar dan kuliah umum bertajuk “Ekonomi Digital Indonesia: Peluang Inklusi dan Tantangan Kejahatan Siber”.

“Fintech Academy menjadi ruang kolaborasi relevan bagi mahasiswa untuk mengasah wawasan dan keterampilan keuangan digital. Ini sejalan dengan misi FEB UI untuk mencetak lulusan adaptif dan inovatif,” kata Yulianti Abbas, Dekan FEB UI.

Sementara itu, Hasbullah, Ketua STIH Adhyaksa, menilai kolaborasi industri-akademia ini memperkaya kurikulum hukum dan memperluas wawasan mahasiswa terhadap regulasi serta perlindungan konsumen di era digital.

Dukungan juga datang dari Kejaksaan Agung RI. Prof. Dr. Reda Manthovani, Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen, menyebut kerja sama perguruan tinggi dan industri fintech sebagai langkah strategis memperkuat literasi hukum dan digital generasi muda.

Baca juga: TPAKD Berhasil Tingkatkan Indeks Literasi dan Inklusi Keuangan Masyarakat, Ini Buktinya

Sejak 2021, Fintech Academy telah melibatkan OVO, OVO Finansial (PT Indonusa Bara Sejahtera), Bareksa, dan sejumlah kampus ternama seperti UI, UGM, Universitas Trisakti, Atma Jaya, dan STIH Adhyaksa.

Program ini telah menjangkau lebih dari 5.000 mahasiswa, dengan manfaat mulai dari wawasan langsung pakar industri hingga pemahaman mendalam soal tren, produk, dan risiko fintech. (*)

Related Posts

News Update

Netizen +62