Poin Penting
- OJK optimis IHSG bertahan di level 8.200 hingga akhir 2025, didorong oleh fundamental ekonomi dan kinerja emiten
- IHSG mencatat rekor sepanjang 2025, dengan kenaikan 16,41 persen sejak awal tahun dan All Time High di level 8.126,56 pada 24 September
- Pergerakan IHSG tetap dipengaruhi sentimen domestik dan global, meski kapitalisasi pasar dan RNTH juga cetak rekor tertinggi di September 2025.
Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) optimis bahwa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat mempertahankan posisinya di level 8.200 hingga akhir 2025.
“Alhamdulillah IHSG sudah menyentuh 8.200, bahkan hari ini sudah 8.227 ya kalau tidak salah barusan. Tentunya OJK menyambut baik ke optimisme penguatan IHSG ini dan kami berharap memang optimisme ini akan berlanjut sampai akhir tahun,” ucap Inarno dalam Konferensi Pers RDKB OJK di Jakarta, 9 Oktober 2025.
Inarno menjelaskan penguatan IHSG tersebut ditopang oleh fundamental perekonomian Indonesia dan perusahaan tercatat dalam bursa.
Baca juga: Saham Konglomerat Jadi Penopang IHSG, Begini Tanggapan Bos OJK
“Namun demikian penting juga untuk dicermati bahwa pergerakan IHSG ini tentunya juga dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti sentimen yang terjadi di domestik ataupun global itu sangat-sangat memengaruhi indeks harga saham tersebut,” imbuhnya.
IHSG dalam Sepekan
Dalam sepekan terakhir, IHSG tercatat menguat sebanyak 2,11 persen, sedangkan pada sebulan terakhir naik 6,37 persen, sementara sejak awal tahun pasar saham domestik telah melonjak 16,41 persen.
OJK juga mencatat bahwa, IHSG, kapitalisasi pasar, dan Rata-rata Nilai Transaksi Harian (RNTH) berhasil membukukan rekor tertinggi di periode September 2025.
Baca juga: IHSG, Kapitalisasi Pasar, dan RNTH di September 2025 Kompak Cetak Rekor
Diketahui, IHSG pada September 2025 ditutup di level 8.061,06 atau mengalami penguatan sebesar 2,94 persen secara bulanan atau month-to-date (mtd).
Bahkan, IHSG sempat mencetak All Time High (ATH) di level 8.126,56 pada (24/9). Capaian ini sejalan dengan kapitalisasi pasar yang mencapai Rp14.995 triliun pada (29/9). (*)
Editor: Galih Pratama









