Bos HRTA Beberkan Pemicu Harga Emas yang Terus Meroket

Bos HRTA Beberkan Pemicu Harga Emas yang Terus Meroket

Poin Penting

  • Harga emas global tembus rekor USD 3.800/oz pada September 2025, didorong kebijakan The Fed yang dovish, pelemahan USD, serta ketegangan geopolitik dan perang dagang
  • HRTA melihat peluang pertumbuhan pasar emas hingga akhir tahun, seiring pelemahan rupiah dan tingginya pembelian emas oleh bank sentral sebagai katalis utama
  • Prospek kenaikan harga emas berlanjut, bergantung pada kebijakan suku bunga The Fed dan BI, yang jika melonggar, berpotensi mendorong harga emas ke level lebih tinggi.

Jakarta –  Harga emas global mencatat rekor tertinggi di level USD 3.800/oz per September 2025. Bahkan, rata-rata harga emas berada di level USD 3.663/oz atau setara Rp 1.945.864/gram. 

Kenaikan tajam ini dipicu oleh sejumlah faktor global seperti kebijakan The Fed yang lebih dovish dengan penurunan suku bunga 25 bps, pelemahan USD di sebagian besar negara, serta tensi geopolitik dan perang dagang yang berkelanjutan mendorong investor global memilih emas sebagai aset lindung nilai. 

Menanggapi kondisi ini, Direktur Investor Relations PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA), Thendra Crisnanda menilai tren pasar emas akan terus memberi peluang bagi investor dan konsumen. 

“Kebijakan moneter global, pelemahan mata uang, dan tingginya pembelian emas oleh bank sentral menjadi katalis utama. Di sisi domestik, pelemahan rupiah semakin memperkuat peran emas sebagai aset lindung nilai, sehingga kami melihat momentum pertumbuhan yang kuat hingga akhir tahun,” ujar Thendra dalam keterangannya, Senin, 6 Oktober 2025.

Baca juga : Harga Emas Antam, Galeri24, dan UBS Hari Ini Kompak Stagnan, Cek Rinciannya

Ia memproyeksikan, harga emas akan kembali terdorong ke level yang lebih tinggi dengan beberapa catatan. Misalnya saja pertemuan The Fed di akhir Oktober atau awal November berpotensi membuka ruang penurunan suku bunga lebih lanjut apabila data ekonomi AS masih menunjukkan perlambatan. 

Sementara itu, Bank Indonesia juga akan menggelar rapat pertengahan Oktober dengan opsi menjaga stabilitas Rupiah sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi. 

“Apabila kedua bank sentral memutuskan melanjutkan penurunan suku bunga, harga emas berpotensi kembali terdorong ke level yang lebih tinggi,” jelasnya.

Dalam konteks tersebut, ia menegaskan bahwa momentum harga emas dunia menjadi pengingat bahwa emas adalah aset yang paling tahan terhadap gejolak global. 

Baca juga : Inflasi Emas Perhiasan Tembus 25 Bulan Berturut-turut, Tertinggi 5 Bulan Terakhir

“Bagi kami di HRTA, hal ini memperkuat visi bahwa emas tidak hanya berfungsi sebagai instrumen lindung nilai, tetapi juga bagian dari perencanaan keuangan jangka panjang keluarga Indonesia,” bebernya.

Diketahui, harga emas untuk tiga produk logam mulia, yakni Antam, Galeri24 dan UBS, di Pegadaian, Senin (6/10) sudah menyentuh angka Rp2.340.000 per gram

Berdasarkan laman Sahabat Pegadaian, harga jual emas Antam stagnan alias sama seperti yang diperdagangkan kemarin Rp2.340.000 per gram. Pun begitu dengan emas Galeri24 berada di level Rp2.230.000 per gram. 

Sama halnya dengan Antam dan Galeri24, harga emas UBS hari ini juga stagnan di level Rp2.275.000 per gram. (*)

Editor: Galih Pratama

Related Posts

News Update

Netizen +62