Poin Penting
- IHSG naik 0,50 persen ke level 8.159,27 pada pembukaan perdagangan 6 Oktober 2025, dengan 259 saham menguat dan nilai transaksi mencapai Rp365,32 miliar.
- IHSG diprediksi bergerak dalam kisaran 8.000–8.170, ditopang konglomerasi, sementara saham Blue Chip melemah dan terjadi outflow asing Rp3,10 triliun akibat tekanan rupiah.
- Rencana kenaikan bunga deposito valas BUMN berpotensi tekan rupiah, sementara Wall Street bergerak terbatas dan harga BTC cetak rekor USD125,7 ribu meski disertai aksi profit taking.
Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali dibuka naik pada level 8.159,27 dari posisi 8.118,30 atau menguat 0,50 persen pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9.00 WIB (6/10).
Berdasarkan statistik RTI Business pada perdagangan pasar saham hari ini, sebanyak 954,09 juta saham diperdagangkan, dengan frekuensi perpindahan tangan sebanyak 50 ribu kali, serta total nilai transaksi mencapai Rp365,32 miliar.
Kemudian, tercatat terdapat 77 saham terkoreksi, 259 saham menguat, dan 286 saham tetap tidak berubah alias stagnan.
Baca juga: IHSG Diprediksi Menguat, Analis Rekomendasikan Sederet Saham Ini
Sebelumnya, Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih, melihat IHSG secara teknikal pada hari ini diprediksi akan bergerak menguat terbatas.
“Pada perdagangan kemarin, Jumat (3/10) IHSG ditutup naik 0,59 persen atau plus 47,22 poin ke level 8.118. IHSG hari ini (6/10) diprediksi menguat terbatas dalam kisaran 8.000-8.170,” ucap Ratih dalam risetnya di Jakarta, 6 Oktober 2025.
Ia melihat pergerakan IHSG hari ini bakal dipengaruhi oleh sentimen dalam negeri. Di mana IHSG selama sepekan naik 0,23 persen di periode 29 September-3 Oktober 2025. Penguatan tersebut ditopang oleh grup konglomerasi.
Sementara, index saham Blue Chip terkoreksi seperti LQ45 turun 2,17 persen dan IDX30 melemah 2,17 persen secara mingguan.
Aksi profit taking saham Blue Chip juga tercermin dari outflow investor asing selama sepekan Rp3,10 triliun. Kondisi rupiah yang tertekan turut memicu outflow di pasar ekuitas.
Di sisi lain, Bank BUMN berencana untuk menaikkan suku bunga deposito valas USD ke level 4 persen yang berlaku mulai 5 November 2025.
Baca juga: Kinerja INFOBANK15 Pekan Ini: Beberapa Saham Bank Naik, Lainnya Melemah
Rencana tersebut berpotensi batal. Pasalnya, dikhawatirkan membawa tekanan lanjutan dari rupiah karena suku bunga yang ditawarkan lebih tinggi dari suku bunga deposito dalam rupiah.
Adapun dari mancanegara, Bursa Wall Street cenderung terbatas di akhir pakan. Harga BTC sentuh level ATH baru USD125,7 ribu (5/10), meskipun kembali dilanda aksi profit taking hari ini (6/10).
Pelaku pasar mengabaikan pemerintahan AS yang “Shutdown” akibat kegagalan Kongres dan Presiden menyetujui anggaran pemerintah sesuai jatuh tempo awal Oktober 2025. (*)
Editor: Galih Pratama










