Poin Penting
- IHSG naik 0,44 persen ke level 8.079 pada pembukaan perdagangan 2 Oktober 2025.
- Inflasi tahunan naik menjadi 2,65 persen namun masih dalam target BI, neraca dagang Agustus surplus USD5,49 miliar.
- Ekspor ke AS melambat akibat tarif 19 persen, hanya tumbuh 2,96 persen dibanding 38,8 persen bulan sebelumnya.
Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali dibuka naik pada pembukaan perdagangan pagi ini, Kamis, 2 Oktober 2025, pukul 09.00 WIB. IHSG tercatat menguat sebesar 0,44 persen ke level 8.079,33.
Berdasarkan statistik RTI Business, sebanyak 781,47 juta saham telah diperdagangkan dengan frekuensi perpindahan tangan sebanyak 51 ribu kali. Total nilai transaksi mencapai Rp563,38 miliar.
Kemudian, tercatat terdapat 66 saham terkoreksi, sebanyak 295 saham menguat dan sebanyak 241 saham tetap tidak berubah.
Baca juga: IHSG Hari Ini Berpeluang Melemah, Berikut Pendorongnya
Manajemen Phintraco Sekuritas, sebelumnya telah memprediksi bahwa IHSG secara teknikal pada hari ini berpotensi untuk menguji level psikologisnya di 8.000.
“Kami memperkirakan IHSG berpotensi uji level psikologis 8.000 pada perdagangan Kamis (2/10),” kata Manajemen Phintraco dalam risetnya di Jakarta, Kamis, 2 Oktober 2025.
Ia mencermati, IHSG ditutup melemah di level 8.043,82 minus 0,21 persen pada perdagangan Rabu (1/10). Pergerakan indeks antara lain dipengaruhi oleh berita government shutdown di Amerika Serikat (AS) serta indikator ekonomi domestik.
Sentimen Domestik: Inflasi dan Neraca Dagang
Inflasi pada September 2025 tercatat sebesar 0,21 persen (mom), setelah mengalami deflasi 0,08 persen pada Agustus 2025. Secara tahunan, inflasi meningkat menjadi 2,65 persen (yoy), lebih tinggi dari 2,31 persen di bulan sebelumnya dan di atas ekspektasi pasar sebesar 2,5 persen.
Inflasi inti juga mengalami kenaikan menjadi 2,19 persen (yoy), dari 2,17 persen pada Agustus, meski masih sedikit di bawah perkiraan 2,2 persen (yoy). Kenaikan ini masih berada dalam kisaran target Bank Indonesia, yakni 1,5–3,5 persen.
Baca juga: Neraca Perdagangan Indonesia Surplus USD5,49 Miliar pada Agustus 2025
Sementara itu, data Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur Indonesia untuk September 2025 tercatat sebesar 50,4, turun dari 51,5 pada Agustus. Meski menurun, angka ini masih menunjukkan ekspansi aktivitas manufaktur.
Neraca Dagang dan Tantangan Ekspor ke AS
Sedangkan neraca perdagangan pada Agustus 2025 membukukan surplus USD5,49 miliar, naik dari USD4,18 miliar pada Juli 2025, dan melebihi ekspektasi pasar sebesar USD3,99 miliar.
Surplus ini merupakan yang tertinggi sejak Oktober 2022, didorong oleh kenaikan ekspor sebesar 5,78 persen (yoy) serta penurunan impor sebesar 6,56 persen (yoy).
Baca juga: IHSG Berbalik Ditutup Melemah 0,21 Persen, ZATA, BNLI, AKRA jadi Top Losers
Adapun, seiring dengan diterapkannya tarif resiprokal AS sebesar 19 persen, laju pertumbuhan ekspor pada Agustus lalu merupakan pertumbuhan paling kecil sejak April 2025, karena ekspor ke AS hanya tumbuh 2,96 persen, turun dari bulan sebelumnya yang tumbuh 38,8 persen. (*)
Editor: Yulian Saputra









