Poin Penting
- Kredit digital Bank Raya tumbuh 64,8 persen yoy menjadi Rp13,42 triliun, dengan outstanding kredit digital naik 79,2 persen ke Rp2,62 triliun
- Produk Saku Bisnis jadi motor pertumbuhan, dimanfaatkan lebih dari 10 ribu pelaku usaha, mendorong transaksi QRIS Bisnis naik 300 persen
- Bank Raya menjaga kesehatan keuangan dengan CAR 43,99 persen, LDR 86,74 persen, serta CASA naik 7,6 persen ke Rp2,5 triliun.
Jakarta – PT Bank Raya Indonesia Tbk (Bank Raya) mencatat kinerja impresif sepanjang kuartal II 2025. Hingga Juni 2025, anak usaha dari BRI Group mampu mencatatkan penyaluran kredit digital Rp13,42 triliun atau tumbuh 64,8 persen secara tahunan (year-on-year), dengan outstanding kredit digital melesat 79,2 persen menjadi Rp2,62 triliun.
Kenaikan itu turut menopang laba bersih Bank Raya yang naik 64,5 persen menjadi Rp32,93 miliar. Sedangkan, total penyaluran kredit di kuartal II 2025 tercatat meningkat 7,4 persen menjadi Rp7,28 triliun. Aset Bank Raya di kuartal II 2025 tembus Rp13,34 triliun.
Direktur Utama Bank Raya, Ida Bagus Ketut Subagia, menungkapkan pertumbuhan tersebut tidak lepas dari strategi yang fokus pada segmen mikro dan UMKM.
“Sebagai bank digital, kami mengusung strategi smaller, faster, shorter. Ticket size relatif kecil, layanan cepat karena berbasis digital, dan tenor kredit singkat. Dengan cara ini, Bank Raya bisa tetap tumbuh tanpa harus memiliki aset besar,” jelas Bagus, di Jakarta, Rabu, 1 Oktober 2025.
Baca juga: Bank Raya Catat Fitur Saku Bareng Dimanfaatkan Lebih dari 2.000 Anggota
UMKM Jadi Motor Pertumbuhan
Pertumbuhan bisnis Bank Raya ditopang produk andalan Saku Bisnis yang dirancang untuk pelaku UMKM. Hingga Agustus 2025, Saku Bisnis sudah dimanfaatkan lebih dari 10 ribu pelaku usaha di berbagai kota.
Lewat fitur ini, nasabah bisa memisahkan keuangan pribadi dan bisnis, membuka hingga lima saku berbeda, membuat tiga QRIS Bisnis sekaligus, hingga mencatat transaksi kasir di setiap toko.
Dampaknya, transaksi QRIS Bisnis di Bank Raya melonjak 300 persen menjadi 3,3 juta transaksi, dengan nilai transaksi tumbuh 94 persen mencapai Rp13,8 miliar.
“Segmen UMKM sangat rentan dengan arus kas harian. Melalui Saku Bisnis, kami memberi solusi praktis agar mereka bisa mengelola operasional keuangan lebih rapi, cepat, dan efisien,” tambahnya.
Sementara itu, Bank Raya juga memperkuat fundamental bisnis digital dengan rasio keuangan yang solid. Loan to Deposit Ratio (LDR) tercatat di kisaran 86,74 persen, Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM) sebesar 92,36 persen, Liquidity Coverage Ratio (LCR) 313,41 persen, dan Net Stable Funding Ratio (NSFR) di atas 100 persen.
Modal juga kuat dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) 43,99 persen. Dari sisi simpanan, CASA tumbuh 7,6 persen menjadi Rp2,5 triliun, didorong kenaikan tabungan digital sebesar 66,6 persen menjadi Rp1,5 triliun.
Baca juga: Laju Pertumbuhan Kredit UMKM Melambat di Agustus 2025
Bagus optimistis Bank Raya bisa terus tumbuh berkelanjutan dengan mengombinasikan dua strategi utama: eksploitasi dan eksplorasi.
Eksploitasi dilakukan dengan memperkuat ekosistem BRI Group, sedangkan eksplorasi diarahkan untuk menggarap peluang di luar ekosistem melalui inovasi produk digital.
“Ragam inovasi ini kami yakini mampu menopang pertumbuhan bisnis sekaligus menciptakan dampak positif bagi masyarakat luas, khususnya pelaku UMKM,” tutupnya. (*) Ayu Utami









