Rapor Sepekan: IHSG Semringah, Pasar Obligasi dan Rupiah Kian Merana

Rapor Sepekan: IHSG Semringah, Pasar Obligasi dan Rupiah Kian Merana

Poin Penting

  • Rupiah tertekan melemah 1,2 persen wow ke Rp16.770/USD, seiring penguatan DXY 0,6 persen ke level 98,2.
  • IHSG naik tipis 0,6 persen wow ke 8.099, ditopang aliran modal asing Rp4,51 triliun.
  • Pasar obligasi tertekan, yield SUN 10 tahun naik ke 6,4 persen dengan outflow asing Rp7,3 triliun dari SBN dan SRBI.

Jakarta – Pasar keuangan domestik mencatatkan pergerakan beragam sepanjang pekan lalu. Berdasarkan riset Syailendra Research, rupiah tertekan, sementara IHSG mampu bertahan di zona hijau meski pasar obligasi masih dibayangi aksi jual investor asing.

Syailendra Research merangkum, nilai tukar rupiah tercatat melemah 1,2 persen secara mingguan ke level Rp16.770 per dolar AS. Pelemahan mata uang Garuda ini seiring dengan penguatan tipis indeks dolar AS (DXY) sebesar 0,6 persen week on week (wow) ke posisi 98,2.

Sementara di pasar saham, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) justru menguat tipis 0,6 persen wow ke level 8.099.

Baca juga: Awal Pekan Cerah, IHSG Dibuka Menguat ke Posisi 8.144

Kenaikan IHSG tersebut ditopang derasnya aliran modal asing yang masuk mencapai Rp4,51 triliun sepanjang 22–25 September 2025.

Adapun dari bursa saham AS relatif stagnan, bahkan terkoreksi tipis di kisaran 0,2 persen hingga 0,5 persen wow.

Baca juga: Rupiah Dibuka Menguat ke Level Rp16.645 per Dolar AS

Sebaliknya, pasar obligasi domestik mendapat tekanan. Imbal hasil obligasi pemerintah tenor 10 tahun (ID10Y) naik dari 6,3 persen menjadi 6,4 persen.

Kondisi tersebut diperparah dengan arus keluar dana asing sebesar Rp2,2 triliun dari Surat Berharga Negara (SBN) dan Rp5,1 triliun dari Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) pada periode yang sama.

Sementara itu, yield US10Y relatif stabil di level 4,1 persen selama dua pekan terakhir. (*)

Related Posts

News Update

Netizen +62