Jakarta – Serangan siber semakin marak seiring masifnya digitalisasi di berbagai sektor, termasuk perbankan. Untuk menghadapi ancaman ini, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menerapkan langkah pencegahan dengan memanfaatkan otomatisasi dalam sistem keamanannya.
Vice President Cyber Security Risk BCA, Sugianto Wono menyebut, otomatisasi telah diimplementasikan lebih dari 90% untuk mendeteksi dan melindungi data nasabah.
“Jadi, kalau bicara deteksi, proteksi, keamanan, hampir 90 persen lebih itu kita otomasi,” ujar Sugianto dalam acara Media Gathering Prima Talkshow bertema “Bangun Ketahanan Siber, Jaga Data Pribadi di Era Digital” di Jakarta, Rabu, 27 Agustus 2025.
Baca juga: Kesepakatan Transfer Data Pribadi RI-AS, BCA Soroti Risiko dan Perlindungan
Sugianto menjelaskan, dengan adanya otomasi, pola serangan siber dapat terdeteksi lewat sistem robot yang bekerja otomatis.
“Sehingga ketika ada serangan-serangan yang masuk, ya sudah robot yang jalan. Sudah automation tools yang jalan, tapi tidak menutup kemungkinan juga yang belum ada pattern-nya itu masuk (menyerang),” jelasnya.
Ia menambahkan, BCA terus melakukan patroli digital 24 jam penuh untuk memantau berbagai bentuk serangan yang mencoba masuk ke sistem perbankan digital.
AI Perkuat Sistem Keamanan
Selain otomasi, teknologi kecerdasan buatan (AI) juga telah menyebar ke hampir seluruh sistem keamanan digital, termasuk perangkat lunak antivirus generasi baru.
“Sekarang ada sistem yang namanya viral next generation, itu AI. Antivirus next generation itu AI. Jadi, yang ada next generation itu pasti AI,” sebutnya.
Baca juga: Potensi Risiko Pengambilalihan Saham BCA
Meski tidak mengungkap besaran anggaran yang dialokasikan, Sugianto memastikan capital expenditure (capex) yang disiapkan BCA untuk penguatan sistem keamanan siber tidak sedikit. Hal ini penting untuk menjaga kepercayaan serta melindungi puluhan juta nasabah. (*) Steven Widjaja










