Jakarta – Ketua Komisi VI DPR RI, Anggia Erma Rini, menegaskan pentingnya memperkuat kemitraan ekonomi antara Indonesia dan Korea Selatan secara lebih berkualitas dan berkelanjutan melalui optimalisasi perjanjian kerja sama strategis, Indonesia-Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement (IK-CEPA).
Menurutya, hal ini beralasan kuat, mengingat nillai perdagangan antara Indonesia dan Korea Selatan pada 2023 tercatat melampaui 20 miliar dolar AS.
“Komoditas utama dari Indonesia meliputi batu bara, kelapa sawit, dan produk logam. Sementara itu, Korea Selatan banyak mengekspor elektronik, otomotif, dan produk kimia ke Indonesia,” tutur Anggia saat membuka agenda pertemuan bilateral antara Komisi VI DPR RI dan National Policy Committee of the National Assembly of South Korea, di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, dinukil dpr.go.id, Senin, 28 Juli 2025.
Baca juga: Ekonomi “Rojali-Rohana” dan “Drakor” Angka Pertumbuhan
Dirinya menilai bahwa meskipun volume perdagangan terus meningkat, kerja sama ekonomi antara kedua negara harus tetap ditingkatkan dari aspek kualitas, keberlanjutan, dan nilai tambah yang dirasakan langsung oleh masyarakat.
“Kerja sama ini tidak cukup hanya dari sisi volume. Kita ingin dorong agar relasi dagang kedua negara juga menyentuh UKM, perlindungan konsumen, serta pembangunan industri yang berkelanjutan,” tegasnya.
Dalam hal ini, Anggia menekankan pentingnya optimalisasi implementasi IK-CEPA, perjanjian komprehensif yang telah berlaku sejak 1 Januari 2023.
Sebagai informasi, IK-CEPA telah menghapus lebih dari 92 persen tarif perdagangan barang antara kedua negara dan membuka peluang kerja sama di sektor jasa, investasi, UKM, dan perlindungan konsumen.
Baca juga: Airlangga-BPS Soroti Fenomena Rombongan Jarang Beli (Rojali), Ini Dampaknya ke Ekonomi
“IK-CEPA memberikan kerangka hukum yang jelas untuk memperluas akses pasar, meningkatkan daya saing UKM, dan memperkuat perlindungan konsumen di kedua negara. Ini menjadi alat penting untuk meningkatkan manfaat kerja sama secara konkret,” ujar Anggia.
Dorong Kolaborasi Antar BUMN
Selain sektor perdagangan, pihaknya juga mendorong kolaborasi yang lebih erat antar-Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Indonesia dan Korea Selatan, terutama dalam bidang logistik dan distribusi, guna memperkuat peran sektor publik dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Maka dari itu, ia mendukung pembentukan platform dialog kebijakan dan pertukaran kunjungan secara terstruktur, termasuk penyusunan agenda bersama dalam bidang perdagangan dan pemberdayaan ekonomi rakyat.
Baca juga: Produk AS Bebas Tarif Masuk RI, DPR Desak Proteksi Petani Lokal
“Kami juga terus memperluas peran koperasi dan UMKM sebagai pilar utama ekonomi kerakyatan. Kunjungan ini bukan hanya seremoni diplomatik, melainkan langkah nyata untuk memperkuat struktur ekonomi nasional melalui kolaborasi internasional,” pungkas politisi Fraksi PKB itu. (*)
Editor: Yulian Saputra










