Jakarta – PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Utara Gorontalo (Bank SulutGo) menorehkan kinerja membanggakan pada semester-I 2025. Di periode tersebut, bank ini membukukan laba bersih Rp179,39 miliar.
Angka tersebut melonjak 48,52 persen secara year-on-year (YoY) dari laba bersih pada semester-I 2024, yang sebesar Rp120,79 miliar.
Kinerja intermediasi Bank SulutGo yang apik, menjadi salah satu penopang keberhasilan perusahaan mencatatkan laba bersih tersebut.
Dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 13,76 persen (YoY). Pertumbuhan DPK turut dibarengi dengan membaiknya rasio current account saving account (CASA) atau dana murah, yang tumbuh 29,36 persen (YoY) menjadi Rp4,99 triliun atau sekitar 29,14 persen dari total DPK secara keseluruhan.
Baca juga: Beban Bunga Melonjak, Laba Bank SulutGo Turun 10,35 Persen di 2024
Sementara itu, penyaluran kredit tumbuh tipis 0,37 persen (YoY) dari Rp16,13 triliun menjadi Rp16,19 triliun.
Kredit yang disalurkan ini dibarengi dengan rasio non-performing loan (NPL) gross sebesar 1,06 persen, jauh di bawah ambang batas 5 persen.
Bank yang dipimpin Revino M. Pepah selaku direktur utama ini, juga membukukan kinerja positif di sejumlah pos pendapatan.
Beban bunga menyusut 0,90 persen (YoY) menjadi Rp514,94 miliar. Ini berdampak pada pendapatan bunga bersih yang menyentuh Rp1,18 triliun, tumbuh 6,15 persen (YoY).
Beban operasional juga berhasil ditekan sebesar 0,72 persen menjadi Rp427,36 miliar. Alhasil, laba operasional tembus Rp234,06 miliar, melonjak 22,95 persen (YoY).
Baca juga: Sukses Pimpin Bank SulutGo, Revino M. Pepah Dianugerahi Penghargaan Top 100 CEO 2024
BPD yang eksis sejak 1961 ini mampu mengelola efisiensi dengan baik. Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) berada di angka 81,25 persen, turun 388 basis poin (bps) dari periode sebelumnya.
Persentase Net Interest Margin (NIM) juga tercatat tinggi, menyentuh angka 19,56 persen. Likuiditas Bank SulutGo terjaga dengan baik, tecermin dari rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) sebesar 94,64 persen.
Pada periode ini, perusahaan juga mencatat pertumbuhan aset sebesar 4,57 persen dari Rp21,12 triliun menjadi Rp22,08 triliun. (*) Mohammad Adrianto Sukarso










