OJK: Kredit Perbankan Tumbuh 8,43 Persen, DPK Naik 4,29 Persen per Mei 2025

OJK: Kredit Perbankan Tumbuh 8,43 Persen, DPK Naik 4,29 Persen per Mei 2025

Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pada Mei 2025 kredit perbankan tumbuh sebesar 8,43 persen year on year (yoy) atau menjadi Rp7.997 triliun. Angka ini lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 8,88 persen.

“Kinerja intermediasi perbankan stabil dengan profil risiko yang tetap terjaga. Pada Mei 2025 pertumbuhan kredit tumbuh sebesar 8,43 persen yoy,” kata Dian Ediana Rae, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK dalam Konferensi Pers, Selasa, 8 Juli 2025.

Berdasarkan jenis penggunaannya, kata Dian, kredit investasi tumbuh tertinggi, yaitu sebesar 13,74 persen. Kemudian, diikuti dengan kredit konsumsi 8,82 persen dan kredit modal kerja 4,94 persen.

Sementara ditinjau dari kepemilikan, lanjut Dian, kantor cabang bank di luar negeri tumbuh paling tinggi sebesar 11,61 persen yoy.

Baca juga: Kredit UMKM Tumbuh 1,9 Persen Jadi Rp1.401,2 Triliun di Mei 2025

Selanjutnya, berdasarkan kategori debitur kredit korporasi tumbuh 11,92 persen. Sementara kredit UMKM tumbuh 2,17 persen, di tengah upaya perbankan yang fokus pada pemulihan kualitas kredit UMKM.

Sejalan dengan pertumbuhan kredit, Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Mei 2025 tercatat tumbuh sebesar 4,29 persen yoy menjadi Rp9.072 triliun.

“Dengan giro, tabungan, dan deposito masing-masing tumbuh sebesar 5,57 persen, 5,39 persen, dan 2,31 persen yoy,” imbuh Dian.

Sementara itu, likuiditas industri perbankan pada Mei 2025 tetap memadai dengan rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) masing-masing sebesar 110,33 persen dan 24,98 persen.

“Masih di atas threshold masing-masing sebesar 50 persen dan 10 persen. Adapun liquidity coverage ratio (LCR) berada di level 192,41 persen,” pungkasnya.

Lebih lanjut, kualitas kredit tetap terjaga dengan rasio NPL gross perbankan sebesar 2,29 persen dan NPL net sebesar 0,85 persen. Kemudian, untuk loan at risk (LAR) relatif stabil sebesar 9,93 persen.

Baca juga: Kabar Baik! BI Perpanjang Keringanan Bayar Tagihan Kartu Kredit hingga Akhir 2025

“Meskipun sedikit meningkat dibandingkan bulan sebelumnya, namun rasio LAR tercatat stabil dan masih dibawah level sebelum pandemi,“ imbuh Dian.

Adapun ketahanan perbankan Indonesia pada Mei 2025 tetap kuat. Hal ini tercermin dari permodalan (CAR) perbankan yang tinggi sebesar 25,51 persen 

“Ini menjadi bantalan mitigasi risiko yang kuat ditengah kondisi ketidakpastian global dewasa ini,” pungkasnya. (*)

Editor: Galih Pratama

Related Posts

News Update

Netizen +62