Tensi Konflik Iran-Israel Memanas, Bank Sentral Dunia Diproyeksi Bakal Tahan Suku Bunga Acuan

Tensi Konflik Iran-Israel Memanas, Bank Sentral Dunia Diproyeksi Bakal Tahan Suku Bunga Acuan

Jakarta – Sejumlah bank sentral dunia diproyeksikan akan mempertahankan tingkat suku bunga acuan ditengah konflik geopolitik di kawasan Timur Tengah, khususnya memanasnya hubungan Iran dan Israel.

Dinukil Bloomberg, Senin (16/6), ketegangan di Timur Tengah antara Israel dan Iran menjadikan para pejabat bank sentral dari Washington hingga London waspada akan potensi lonjakan inflasi dan ketidakpatuhan arus perda

Di mana, para investor bakal memfokuskan perhatian kepada bank sentral Ameriaka Serikat (AS) Federal Reserve alias The Fed yang bakal mengambil keputusan pada Rabu (18/6/2025) mendatang. Diperkirakan The Fed masih akan menahan suku bunganya.

Adapun, bank-bank sentral yang diproyeksi akan mempertahankan suku bunganya, antara lain Bank Sentral Pakistan (SBP), Bank of England (BoE), Bank of Jepang (BoJ), European Central Bank (ECB), serta People’s Bank of China (PBoC).

Baca juga : Harga Emas Dunia Meroket Imbas Konflik Iran-Israel, Nyaris Tembus Rekor!

Sebagai informasi, pada Senin (16/6), Bank Sentral Pakistan diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuannya, diikuti oleh Bank of Jepang pada hari berikutnya. Kemudian, China juga diperkirakan masih akan mempertahankan suku bunga pinjaman pada Jumat, pekan ini.  

Terpisah, Kepala Ekonom Permata Bank Josua Pardede mengungkapkan, bank sentral utama di dunia akan mempertahankan tingkat suku bunga acuannya setidaknya untuk jangka pendek di tengah memanasnya geopolitik di Timur Tengah.

“Bank sentral utama dunia saat ini cenderung bersikap berhati-hati di tengah ketidakpastian ekonomi global yang dipicu oleh perang dagang serta konflik geopolitik,” ujar Josua, seperti dikutip Antara, Senin (16/6).

Baca juga : Ketegangan Iran-Israel Dorong Harga Minyak Dunia Menguat

Sementara itu, bank sentral seperti Swiss National Bank (SNB) dan beberapa negara emerging markets, diproyeksikan akan melanjutkan siklus penurunan suku bunga sebagai langkah antisipatif terhadap perlambatan ekonomi global dan deflasi.

Sedangkan Bank Indonesia (BI), diproyeksikan akan mempertahankan tingkat suku bunga acuannya dengan fokus menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah risiko eksternal yang meningkat.

“Meski ruang pemangkasan suku bunga (BI) tetap terbuka di masa mendatang jika kondisi ekonomi domestik memburuk,” pungkasnya. (*)

Editor: Galih Pratama

Related Posts

News Update

Netizen +62