Jurus IBM Dorong Potensi UMKM Demi Dongkrak Ekonomi RI

Jurus IBM Dorong Potensi UMKM Demi Dongkrak Ekonomi RI

Jakarta – IBM sebagai salah satu perusahaan penyedia layanan inovasi teknologi terkemuka di dunia menyatakan kesiapannya untuk membantu pemanfaatan artificial intelligence (AI) untuk bisnis usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia.

Komitmen IBM dalam mengakselerasi bisnis UMKM melalui pemanfaatan AI itu tak bisa dipisahkan dari besarnya kontribusi sektor UMKM bagi perekonomian Indonesia. Sektor UMKM di Indonesia berkontribusi hingga 60 persen dari PDB nasional.

Di samping itu, sektor UMKM juga membuka lapangan pekerjaan terhadap 97 persen pangsa tenaga kerja Indonesia. Di lain sisi, berdasarkan data IBM, 89 persen usaha mikro di Indonesia akan meningkatkan capital expenditure (capex) mereka untuk digitalisasi di tahun ini. Sementara 63 persen lainnya sudah memiliki strategi pengembangan AI yang jelas untuk bisnis mereka.

Walaupun begitu, pemanfaatan AI bagi bisnis UMKM masih terasa mahal, mengingat permodalan mereka yang tak sebesar korporasi besar. Situasi ini membuat IBM berupaya untuk menghadirkan layanan teknologi berbasis AI dengan biaya terjangkau bagi sektor UMKM di Indonesia.

General Manager and Technology Leader IBM Asean, Catherine Lian menyatakan jika adopsi AI adalah sesuatu yang tak bisa dihindari di era sekarang. Segala sektor usaha, terlebih UMKM yang berkontribusi besar pada ekonomi nasional, perlu mengadopsi AI untuk mengefisienkan operasional bisnis mereka.

Baca juga: Askrindo Salurkan Asuransi Mikro Bahari untuk Nelayan, Dukung UMKM Kelautan

“Itulah mengapa UMKM sangat penting. Sebelumnya, penggunaan AI didominasi sektor telekomunikasi, perbankan, dan pemerintah. Ingat, UMKM menyerap 97 persen tenaga kerja dan berkontribusi bagi PDB hingga 60 persen,” ucapnya saat media briefing IBM bertajuk “Perusahaan Indonesia Siap Menerapkan AI untuk Mendorong Pertumbuhan Nasional” di Jakarta, Rabu (4/6).

Selain aspek permodalan, Catherine menjelaskan lebih jauh bahwa kesulitan sektor UMKM dalam menerapkan teknologi AI adalah dari sisi jumlah dan kompetensi sumber daya manusia (SDM) yang sangat kurang dibandingkan korporasi besar.

Tak sedikit bisnis UMKM yang hanya mempekerjakan pegawai di bawah 10 orang. Ini tentunya kontras dengan perusahaan besar seperti lembaga perbankan, telekomunikasi, atau pemerintah yang sudah established kuat dan memiliki tim IT kompeten untuk memanfaatkan inovasi teknologi.

“Itulah kenapa saya katakan, AI bisa diadopsi jika kita sudah siap dengan talenta, proses yang ada, serta tujuan jelas yang ingin dicapai,” jelasnya.

Oleh karenanya, pihaknya akan terus memberikan edukasi kepada klien, termasuk di sektor UMKM, dalam rangka meningkatkan kapasitas pemanfaatan AI untuk operasional maupun layanan bisnis.

Ke depannya, IBM akan fokus menyasar UMKM Indonesia yang bergerak di bidang manufaktur dan kesehatan atau healthcare. Menurutnya, teknologi AI bakal sangat diapresiasi (digunakan) di dua bidang tersebut. Bidang manufaktur yang memerlukan efisiensi operasional kerja bakal sangat terbantu dengan kehadiran AI.

Baca juga: Teknologi Indonesia Masuk Pasar Ritel China, DMMX Gandeng Handan Sunshine

“Untuk manufaktur, kita punya konsentrasi kuat di Cikarang dan Surabaya. Kita telah berinvestasi banyak untuk mengembangkan produk bagi bidang manufaktur,” imbuh Catherine.

“Sementara healthcare, karena kita ingin memberikan teknologi terbaik bagi pasien,” sambungnya.

Ia turut menyatakan bahwa pihaknya akan memulai pemanfaatan AI bagi UMKM untuk membantu penyusunan data yang sangat kurang terstruktur rapi pada UMKM. Selain itu, IBM juga akan mendorong pemerintah atau pihak lainnya untuk memberikan pendanaan bagi UMKM dalam mengembangkan teknologi AI mereka.

“Data konsumen, data penjualan dan pembelian, data terkait bagaimana mereka berkembang. Jadi, bagi saya, dasar utama penggunaan AI pada UMKM adalah data,” pungkas Catherine. (*) Steven Widjaja

Related Posts

News Update

Netizen +62