Jakarta – Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) bersama Majelis Lingkungan Hidup Muhammadiyah terus mendorong mewujudkan Responsible Green Hajj atau Haji Ramah Lingkungan, sebuah gerakan untuk menciptakan jemaah haji yang bertanggung jawab terhadap lingkungan.
Anggota Badan Pelaksana BPKH, Harry Alexander, mengatakan gerakan Haji Ramah Lingkungan ini menjadi penting dalam upaya mengurangi sampah plastik dan dampak ekologis dari ibadah haji. Mengingat, selama musim haji akan ada jutaan ton sampah yang akan dihasilkan. Kontribusi jemaah haji Indonesia, dalam mengurangi sampah ini sangat dibutuhkan.
“Dengan 221.000 jemaah Indonesia dan jutaan lainnya dari seluruh dunia, kontribusi Indonesia dalam pengurangan limbah sangat berarti,” jelas Harry dalam konferensi pers di Gedung PP Muhammadiyah, Jakarta, Rabu, 4 Juni 2025.
Tak hanya soal sampah, kata Harry, penggunaan air selama musim haji juga menjadi perhatian serius. BPKH mengajak agar jemaah haji lebih efisien dalam penggunaan air di Arab Saudi, sehingga terciptanya konservasi air selama proses ibadah haji.
Baca juga: BPKH Perluas Kolaborasi Dorong Industri Keuangan Syariah di Indonesia
“Penggunaan air jemaah haji Indonesia sangat banyak. Kita tahu kebiasaan jemaah haji mandi pakai ember dan gayung, kita berharap penggunaannya lebih efisien dengan shower, agar lebih mengurangi penggunaan air di hotel-hotel di sana (Arab Saudi),” ujarnya.
Responsible Green Hajj Menarik Gen Z
Menurut Harry kampanye green hajj ini adalah bagian dari strategi menyasar generasi muda, khususnya Gen Z, yang menurut studi University of Pennsylvania (2021), 59,2 persen di antaranya sangat peduli terhadap isu lingkungan.
“Kita ingin menumbuhkan kesadaran sejak dini, bahwa berhaji bukan hanya soal ibadah spiritual, tapi juga tanggung jawab ekologis. Kita ingin Gen Z melihat haji sebagai sesuatu yang relevan, bermakna, dan keren,” katanya.
BPKH juga melihat peluang strategis untuk menjangkau generasi muda dalam program haji berkelanjutan ini.
“Gen Z sangat peduli pada dua hal, spiritualitas dan lingkungan. Kami ingin menjadikan haji sebagai perjalanan yang tidak hanya religius, tapi juga relevan secara sosial dan ekologis. Lewat aplikasi digital dan edukasi hijau, kami ingin haji jadi urusan anak muda juga—bukan hanya orang tua,” lanjut Harry.
Dengan mengedepankan nilai “bersih sebagian dari iman”, BPKH ingin menjadikan Indonesia sebagai role model dalam pelaksanaan haji yang ramah lingkungan di tingkat global.
Sementara itu, Ketua PP Muhammadiyah, Anwar Abbas, menekankan pentingnya menjaga lingkungan apalagi dalam pelaksanaan ibadah kurban. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan mengurangi penggunaan plastik.
Baca juga: OTP 96,4 Persen, Garuda Catat Rekor Tertinggi Penerbangan Haji 3 Tahun Terakhir
“Umat berkurban, kemudian mereka olah ya, kemudian mereka bagi-bagi, dan ketika mereka bagi-bagi mereka mempergunakan plastik, sehingga kebutuhan plastik meningkat tajam di bulan haji ini untuk kepentingan menempatkan daging kurban,” kata Anwar di kesempatan yang sama.
“Majelis lingkungan hidup ini dengan BPKH menawarkan supaya jangan mempergunakan plastik,” lanjutnya.
Anwar mengatakan, plastik untuk membungkus daging kurban bisa diganti dengan daun atau kertas. Selain proses pemberian daging yang ramah lingkungan, Anwar juga menekankan tentang proses pasca hewan kurban disembelih itu agar kotorannya tidak dibuang ke sungai atau aliran air. (*)










