Jakarta – PT Bank Neo Commerce Tbk (IDX: BBYB) atau BNC menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), yang berlangsung di wilayah Jakarta Selatan pada Selasa, 27 Mei 2025.
Melalui rilis resmi yang dikutip pada 4 Juni 2025, RUPST BNC menyetujui usulan perubahan atas rencana penggunaan dana hasil penawaran umum terbatas V (PUT V) dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu dan penawaran umum terbatas VI (PUT VI) dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (right issue).
Perubahan tersebut disesuaikan dengan rencana bisnis perseroan yang kini berfokus pada peningkatan bisnis, khususnya dalam penyaluran kredit.
Baca juga: Bank Neo Commerce Sukses Ubah Rugi Jadi Laba Rp19,88 Miliar pada 2024
Selain itu, BNC juga menambah jajaran direksi guna mendukung perkembangan bisnis ke depan. Para pemegang saham sepakat mengangkat Daniel Armanto sebagai Direktur Teknologi Sistem Informasi.
Pengangkatan Daniel sebagai direktur baru akan berlaku efektif setelah memperoleh persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Berdasarkan informasi dari laman LinkedIn milik Daniel, ia pernah menjabat sebagai Chief Technology Officer di sejumlah perusahaan besar. Dari tahun 2017 hingga 2024, Daniel mengemban posisi tersebut di Happy5, Tiket.com, dan Investree, hingga akhirnya bergabung dengan BNC pada Maret 2024.
Komitmen Perusahaan Hadapi Masa Depan Digital
Direktur Utama BNC, Eri Budiono, mengaku sangat bersyukur atas kepercayaan dan dukungan para pemegang saham serta seluruh pemangku kepentingan, termasuk nasabah setia Bank Neo Commerce. Ia menegaskan komitmen perusahaan dalam memberikan layanan terbaik.
“Kami yakin, dengan kolaborasi dan inovasi yang berkelanjutan, BNC akan semakin solid dan berkontribusi positif bagi industri perbankan berbasis digital di Indonesia,” tegas Eri.
Baca juga: BNC Targetkan Kredit Tumbuh 15 Persen di 2025, Ini Strateginya
Kinerja BNC Kuartal I-2025
Sebagai informasi, pada 2024, BNC berhasil melakukan turnaround dan mencetak laba bersih Rp19,88 miliar. Tren positif ini berlanjut pada kuartal-I 2025.
Dari sisi fungsi intermediasi, baik kredit maupun Dana Pihak Ketiga (DPK) mengalami kontraksi masing-masing 9,58 persen dan 4,54 persen, menjadi Rp8,49 triliun dan Rp13,69 triliun. Aset juga menurun 3,91 persen dari Rp18,91 triliun menjadi Rp18,17 triliun.
Meski begitu, BNC berhasil melakukan efisiensi operasional, dengan penurunan beban operasional sebesar 43,60 persen menjadi minus Rp457,59 miliar.
Baca juga: BNC Kantongi Laba Rp159,94 Miliar di Kuartal I 2025, Ini Pendorongnya
Efisiensi itu berdampak signifikan terhadap perolehan laba bersih, yang melonjak 1.023,76 persen dari Rp14,23 miliar menjadi Rp159,94 miliar.
Rasio keuangan perusahaan juga menunjukkan kinerja yang sehat. Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) masing-masing berada di angka 3,61 persen dan 18,51 persen. Sementara itu, rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) turun sebesar 1.627 basis poin menjadi 82,56 persen. (*) Mohammad Adrianto Sukarso










