Jakarta – PT Bank Muamalat Indonesia Tbk mencatatkan kinerja positif dalam pembiayaan kepemilikan emas melalui produk Solusi Emas Hijrah pada kuartal pertama tahun 2025.
Direktur Utama Bank Muamalat, Imam Teguh Saptono mengungkapkan pada kuartal pertama 2025, outstanding pembiayaan Solusi Emas Hijrah Bank Muamalat mencapai Rp140,7 miliar. Angka ini melonjak sekitar 1.854 persen secara tahunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yang hanya sebesar Rp7,2 miliar.
“Dinamika ekonomi saat ini mendorong masyarakat memiliki aset likuid yang bersifat melindungi nilai harta, yaitu emas. Dengan permintaan yang tinggi, Bank Muamalat optimistis pertumbuhan pembiayaan Solusi Emas Hijrah bisa mencapai target pada tahun ini,” kata Imam, seperti dikutip, Senin, 2 Juni 2025.
Baca juga: Buka Tabungan di Bank Muamalat Bisa Dapat Hewan Kurban
Imam menambahkan, Bank Muamalat selalu memastikan produk pembiayaan Solusi Emas Hijrah sesuai dengan prinsip syariah. Pembiayaannya menggunakan akad jual beli atau murabahah, di mana nilai jual yang ditetapkan di awal akad tidak akan berubah hingga akhir masa angsuran.
Gramasi emas yang dapat dibiayai mulai dari 5 hingga 500 gram dengan jangka waktu pembiayaan hingga 10 tahun.
Dukung Tujuan Keuangan Nasabah dan Edukasi Zakat

Sebagai aset yang likuid, kepemilikan emas dapat disesuaikan dengan tujuan keuangan nasabah, seperti persiapan pelunasan biaya perjalanan ibadah haji atau dana pendidikan.
“Bank Muamalat juga akan mengingatkan nasabah yang telah memiliki lebih dari 85 gram emas dan telah disimpan selama satu tahun hijriah untuk menunaikan zakat atas emas tersebut,” tambah Imam.
Baca juga: Nasabah Bank Muamalat Bisa Beli Hewan Kurban Lewat Aplikasi Muamalat DIN
Sebagai pionir bank syariah di Indonesia, Bank Muamalat menjadikan pembiayaan Solusi Emas Hijrah sebagai salah satu produk unggulan, bersama produk pembiayaan Multiguna iB Hijrah dan KPR iB Hijrah.
Penajaman lini produk tersebut merupakan bagian dari reprofiling bisnis Bank Muamalat yang kini lebih difokuskan pada pengembangan segmen ritel yang sehat dan berkelanjutan. (*) Ayu Utami










