Jakarta – Rupiah diproyeksi akan menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang tertekan akibat sentimen negatif pasar kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump.
Analis mata uang Doo Financial Futures Lukman Leong menjelaskan, ancaman tarif Trump terhadap komoditas almunium dan baja memberikan sentimen negatif yang berimas pada tertekannya dolar AS.
“Rupiah diperkirakan akan menguat terhadap dolar AS yang kembali tertekan oleh sentimen negatif seputar tarif menyusul ancaman Trump pada alumunium dan baja,” kata Lukman, Senin, 2 Juni 2025.
Baca juga: Awal Juni 2025, IHSG Dibuka Merosot ke Level 7.136
Meski demikian, data Purchasing Managers Indeks (PMI) Indonesia yang masih terkontraksi akan membatasi penguatan rupiah.
“Data maufaktur PMI Indonesia yang dirilis pagi ini masih menunjukkan kontraksi akan membatasi penguatan,” imbuhnya.
Lukman memperkirakan rupiah akan bergerak di kisaran Rp16.250-Rp16.400 per dolar AS hari ini.
“Rupiah akan berada di range Rp16.250-Rp16.400 per dolar AS hari ini,” ujar Lukman.
Sementara, Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro menyebutkan, pasar tengah bersiap untuk minggu yang penuh gejolak lainnya. Ini didorong oleh ancaman tarif baru menyusul tuduhan Presiden Trump bahwa Tiongkok melanggar perjanjian perdagangan awal dengan AS.
Baca juga: Harga Emas Antam Hari Ini Meroket, Kembali ke Level Rp1,9 Juta per Gram
“Fokus investor juga akan tertuju pada laporan pasar tenaga kerja AS, bersama dengan PMI Manufaktur dan Jasa ISM, pidato pejabat Fed, lowongan pekerjaan JOLTS, pesanan pabrik, dan data perdagangan luar negeri. Pengumuman suku bunga diharapkan dari Bank Sentral Eropa dan lainnya,” jelas Andry.
Sehingga, Andry memperkirakan rupiah akan berada di kisaran Rp16.240 dan Rp16.335 per dolar AS hari ini.
“Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini kemungkinan akan bergerak pada kisaran Rp16.240 dan Rp16.335,” tandasnya. (*)
Editor: Galih Pratama










