Jakarta – Bank Indonesia (BI) menyebut adanya peluang nilai tukar rupiah dapat kembali menyentuh level Rp 15.000 per dolar Amerika Serikat (AS).
Untuk mendorong peluang nilai rupiah tersebut, BI akan berfokus dalam menstabilkan nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian global. Fokus tersebut didukung oleh inflasi yang saat ini tetap terjaga dalam kisaran target 2,5±1 persen.
BI juga sebelumnya telah melakukan pemangkasan suku bunga acuan atau BI Rate pada Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) Rabu (21/5) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,50 persen untuk periode Mei 2025.
Baca juga: Ketidakpastian Ekonomi AS Bikin Rupiah Fluktuatif, Ini Prediksinya
Tidak hanya itu, BI juga melakukan penurunan suku bunga deposit facility menjadi 4,75 persen, sementara suku bunga lending facility tetap di level 6,25 persen.
Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra, mengatakan peluang nilai tukar rupiah ke level Rp15.000 perlu diikuti oleh sentimen global dan domestik yang juga positif.
“Kalau mau ke Rp15.000, mulai dari pemangkasan suku bunga acuan Bank Sentral AS, diikuti dengan melunaknya tarif Trump dan berkurangnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan kawasan lainnya,” ucap Ariston kepada Infobanknews di Jakarta, 27 Mei 2025.
Baca juga: Rupiah Bisa Balik ke Level Rp15.000 per Dolar AS? Ini Jawaban BI
Tak hanya sentimen dari global, peluang rupiah menguat lagi ke level Rp15.000 juga perlu diikuti oleh keyakinan dari investor. Terutama terkait kondisi ekonomi Indonesia tetap kuat meski adanya gejolak dari luar Indonesia.
Sebagai informasi, pada penutupan perdagangan Senin (26/5) rupiah ditutup melemah 31 poin ke posisi Rp16.249 dari Rp16.217 per dolar AS, padahal rupiah sempat menguat sebanyak 45 poin sebelumnya. (*)
Editor: Galih Pratama










