Jakarta – Rupiah diperkirakan akan bergerak fluktuatif terhadap dolar Amerika Serikat (AS), dipengaruhi oleh kekhawatiran terhadap kesehatan fiskal AS.
Pengamat Mata Uang dan Komoditas, Ibrahim Assuaibi, mengatakan bahwa penjualan obligasi pemerintah AS yang terus berlangsung mencerminkan kewaspadaan pasar terhadap kondisi fiskal AS yang memburuk serta meningkatnya tingkat utang.
“Kashkari dari Fed memperingatkan risiko stagflasi dari tarif Trump. Kashkari juga mengatakan Fed tidak mungkin mengubah suku bunga pada bulan September, di tengah meningkatnya ketidakpastian ekonomi,” kata Ibrahim dalam keterangannya, Selasa, 27 Mei 2025.
Baca juga: Rupiah Bisa Balik ke Level Rp15.000 per Dolar AS? Ini Jawaban BI
Ibrahim menjelaskan bahwa Trump menyatakan pada Minggu malam bahwa ia telah setuju untuk menunda tarif 50 persen terhadap Uni Eropa hingga awal Juli.
“Hal ini sebagai contoh dari Trump yang berubah-ubah dalam ancaman tarifnya, sebuah tren yang telah memicu perubahan besar di pasar tahun ini,” jelasnya.
Dengan mempertimbangkan berbagai faktor tersebut, Ibrahim memperkirakan bahwa rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup melemah di kisaran Rp16.240-Rp16.300 per dolar AS pada hari ini.
“Mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah direntang Rp16.240-Rp16.300,” ujarnya.
Baca juga: Rupiah Berpeluang Menguat, Dolar AS Melemah karena Konflik Dagang dengan UE
Adapun pada penutupan perdagangan kemarin, rupiah ditutup melemah 31 poin setelah sebelumnya sempat menguat 45 poin di level Rp16.249, dari penutupan sebelumnya di level Rp16.217.
Editor: Yulian Saputra









