Jakarta – PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) memberikan pelatihan tataboga dan pembuatan jajanan kepada ratusan ibu rumah tangga dari berbagai desa yang berada di kawasan pabrik SMGR di Kabupaten Rembang.
Kegiatan tersebut digelar untuk memberikan bekal kepada ibu rumah tangga dalam menjalankan bisnis makanan.
Pelatihan dilakukan berkala di setiap desa di kawasan pabrik Semen Indonesia. Pelatihan pembuatan jajanan dilakukan pertama kali di Balai Desa Pasucen Kecamatan Gunem. Dalam pelatihan tersebut, sebanyak tujuh belas ibu rumah tangga dari Desa Pasucen antusias mengikuti pelatihan. Mereka kebanyakan ingin mendapatkan pengetahuan dan wawasan mengenai pengolahan makanan untuk keperluan bisnis atau berjualan.
Kepala Departemen CSR Semen Indonesia, Wahjudi Heru mengungkapkan, pelatihan tata boga dan pembuatan aneka jajanan ini untuk memberikan dorongan kepada ibu rumah tangga agar bisa lebih mengembangkan bisnis makanan.
Sementara ini, di kawasan pabrik total ada lima desa yang menjadi sasaran pelatihan pembuatan jajanan. Desa-desa yang berada di kawasan sekitar pabrik semen itu antara lain adalah Pasucen (17 orang), Tegaldowo (32orang), Timbrangan (17 orang), Kajar (17 orang) serta Kadiwono (17 orang)
“Sebelum dilaksanakan pelatihan pembuatan jajanan ini juga sudah berlangsung pelatihan tata boga dengan sasaran pengelola kantin di kawasan tapak pabrik. Pelatihan ini kami gelar agar para ibu rumah tangga bersungguh-sungguh menjalankan bisnis mereka,” jelas Heru dalam siaran persnya, Rabu, 5 Oktober 2016.
Ketua TP PKK Kabupaten Rembang yang juga merupakan istri Bupati Rembang, Hasiroh Hafidz menyatakan dukungannya atas pelatihan tersebut. Menurutnya, pelatihan seperti ini penting untuk kemajuan warga masyarakat di kawasan sekitar pabrik semen Rembang.
Ia berharap, kegiatan seperti ini tidak berhenti di tahun ini saja. Ke depan kegiatan serupa juga semestinya harus digelar dengan sasaran warga lain yang berada di luar pabrik semen.
(Baca juga : Semen Indonesia Gelar CSR Di Rembang)
“Kegiatan ini jangan berhenti hanya untuk warga sekitar saja. Warga di luar pabrik juga harus mendapatkan pelatihan ini,” ujar dia. (*) Dwitya Putra