Jakarta – Pilarmas Investindo Sekuritas melihat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara teknikal hari ini (9/1) akan berpotensi mengalami pelemahan terbatas dengan level support 7.000 dan level resistance 7.140.
“Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat IHSG berpotensi melemah terbatas dengan support dan resistance di level 7.000-7.140,” tulis manajemen dalam market review di Jakarta, 9 Januari 2025.
Pilarmas menyoroti, dari sentimen global, The Fed telah mengambil sikap baru terhadap potensi pemangkasan tingkat suku bunga. Mereka memutuskan akan bergerak dengan lebih lambat pada beberapa bulan mendatang.
“Alhasil, dari sanalah kita sudah mendapatkan gambaran bahwa pemangkasan tingkat suku bunga tahun 2025, secara median akan terjadi dua kali pada tahun 2025 mendatang,” imbuhnya.
Baca juga: Harga Saham RATU, KSIX, dan YOII Kompak Hijau Usai IPO, Ada yang Sentuh ARA
Menurutnya, hal tersebut telah membuat pelaku pasar dan investor obligasi juga cukup kecewa, karena itu artinya harga obligasi mungkin belum akan mengalami kenaikkan dalam beberapa waktu mendatang karena tingkat suku bunga yang belum kunjung turun.
Dampak dari penahanan suku bunga juga yang akan membuat imbal hasil obligasi baik US Treasury maupun SUN masih akan berada di level yang cukup tinggi.
Adapun, dari domestik Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dan Apple sedang menjalin pembicaraan mengenai rencana investasi di Indonesia, dengan proposal resmi dari Apple telah diterima pada 6 Januari.
“Kami menilai ini langkah yang baik dan bila menguntungkan kedua belah pihak, tentu akan berdampak pada meningkatnya daya saing manufaktur Indonesia dibanding negara lainnya, terutama di Kawasan ASEAN,” ujar Pilarmas.
Baca juga: Tutup Layanan Marketplace, Saham Bukalapak Turun 4,10 Persen
Saat ini juga sedang dibutuhkan pendanaan kepada sektor rill, karena meskipun investasi ini memberikan imbal hasil jangka panjang, namun sangat baik bagi fundamental Indonesia ke depannya.
Selain itu, sikap tegas Indonesia, tentu juga akan membuat Indonesia kian dihormati, agar dapat menciptakan kerja sama yang saling menguntungkan. (*)
Editor: Galih Pratama