Jakarta – Pasca libur Pilkada 2024, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali dibuka melemah 0,24 persen ke level 7.228,85 dari posisi 7.246,28, pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9.00 WIB (28/11).
Berdasarkan statistik RTI Business pada perdagangan IHSG hari ini, sebanyak 436,29 juta saham diperdagangkan, dengan frekuensi perpindahan tangan sebanyak 23 ribu kali, serta total nilai transaksi mencapai Rp386,65 miliar.
Kemudian, tercatat terdapat 82 saham terkoreksi, sebanyak 163 saham menguat dan sebanyak 255 saham tetap tidak berubah.
Sebelumnya, Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih, melihat IHSG secara teknikal pada hari ini diprediksi akan bergerak variatif dalam rentang level 7.200 hingga 7.300.
Baca juga: IHSG Berpeluang Koreksi, Cek 4 Rekomendasi Saham usai Libur Pilkada Serentak 2024
“Pada perdagangan Selasa, (26/11) IHSG ditutup turun 0,93 persen atau minus 68,22 poin ke level 7.245. IHSG hari ini (28/22) diprediksi bergerak mixed dalam range 7.200-7.300,” ucap Ratih dalam risetnya di Jakarta, 28 November 2024.
Ratih melihat, pergerakan IHSG kembali terkoreksi menjelang libur Pilkada kemarin, dengan investor asing masih tercatat outflow di pasar ekuitas senilai Rp594,12 miliar (26/11).
Namun, imbal hasil obligasi Amerika Serikat (AS) tenor 10 tahun mulai turun sehingga membawa rupiah spot menguat di pagi ini sebesar Rp15.870 per dolar AS (28/11).
Sementara, Bank Indonesia (BI) melaporkan hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) pada kuartal III 2024 tumbuh 1,46 persen yoy atau lebih rendah dari kuartal sebelumnya yang tumbuh sebesar 1,76 persen.
Penurunan tersebut senada dengan penjualan properti residensial di pasar primer terkoreksi sebesar 7,14 persen yoy dibandingkan kuartal sebelumnya yang masih tercatat tumbuh 7,30 persen yoy. Turunnya penjualan terjadi pada seluruh tipe rumah khususnya tipe rumah kecil.
Adapun, sentimen dari mancanegara, Indeks utama Wall Street kompak terkoreksi setelah rilis indeks konsumen (PCE Index). Hal ini menunjukkan para pelaku pasar khawatir akan kondisi ekonomi yang cukup solid berdampak pada keputusan penurunan suku bunga di pertemuan FOMC selanjutnya.
Baca juga: Investasi “Odong-Odong” Marak Lagi: 5 Prinsip Menghindari “Tipuan” Investasi
Pasalnya, pada risalah FOMC kemarin (27/11), The Fed menyatakan penurunan suku bunga bergantung pada kondisi ekonomi dan tidak melanjutkan sebelum waktunya.
Di sisi lain, indeks konsumen atau The Composite Consumer Sentiment Index (CCSI) Korea Selatan (Korsel) pada November 2024 turun ke level 100,7 dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 101,7.
Kepercayaan konsumen turun akibat lemahnya permintaan ekspor dan domestik menjelang pemerintahan AS yang baru dengan kebijakan tarif pajak agresif. (*)
Editor: Galih Pratama