Jakarta – Bitcoin dan mata uang kripto lainnya mencatat reli tajam, mencapai rekor tertinggi usai kemenangan Donald Trump dalam Pemilu AS 2024.
Bitcoin melonjak ke rekor tertinggi USD89.000 pada pembukaan perdagangan Selasa, 12 November 2024, karena para investor mengalihkan dana mereka ke aset digital tersebut.
Tercatat, nilai bitcoin meningkat sebesar 30 persen dalam sepekan terakhir. Menariknya, ini bukan satu-satunya mata uang kripto yang bergerak.
Sejak kemenangan Trump, Dogecoin, mata uang yang didukung oleh sekutu Trump, Elon Musk, pun mengalami lonjakan hingga 152 persen.
Lantas, apa yang menyebabkan lonjakan nilai Bitcoin?
Dinukil Al Jazeera, Rabu, 13 November 2024, analis mempercayai bahwa penggunaan mata uang kripto oleh Trump selama kampanye Pemilu AS telah memikat para investor kripto dengan harapan bahwa pemerintahan baru akan ramah terhadap mata uang satu ini.
Baca juga : Trump Effect Bikin Harga Bitcoin Cetak Rekor ATH, Tembus Level USD74.874
Analis menyebut, kampanye yang dilakukan Trump ‘dibiayai’ sebagian dari sumbangan dalam bentuk mata uang kripto. Apalagi, di berbagai kesempatan Trump pun berjanji untuk menjadikan Amerika Serikat sebagai pusat kripto dunia.
Pada akhir September 2024, Trump dan ketiga putranya, yakni Donald Jr, Eric, dan Barron meluncurkan World Liberty Financial, sebuah platform keuangan terdesentralisasi (DeFi).
Meski rincian usaha baru ini belum sepenuhnya jelas, para penggemar kripto melihatnya sebagai dukungan dari pemerintahan Trump terhadap mata uang digital.
Meski begitu, platform ini tak luput dari kritikan beberapa ahli di sektor DeFi yang mengkhawatirkan konflik kepentingan serta waktu peluncurannya yang berdekatan dengan kampanye pemilihan presiden 2024.
“Ada begitu banyak hal yang tidak diinginkan di dunia kripto dan DeFi sehingga pemerintahan Trump tidak banyak mendorong popularitas kripto. Ingatlah bahwa pasar-pasar ini, pasar kripto yang asli, dimulai dengan memfasilitasi perdagangan narkoba,” kata Profesor Keuangan dari Dublin City University Business School, Michael Dowling
Apakah Semua Mata Uang Kripto Naik?
Selain bitcoin, beberapa mata uang kripto lain juga ikut terkerek naik. Hal ini salah satunya berkat dukungan miliarder Elon Musk terhadap Dogecoin.
Pangsa pasar cryptocurrency teratas adalah sebagai berikut:
Bitcoin (BTC): 59,46 persen
Ethereum (ETH): 12,68 persen
Tether (USDT): 5,18 persen
BNB (BNB): 3,51 persen
Solana (SOL): 3,38 persen
Dogecoin (DOGE), USD Coin (USDC), Ripple (XRP), dan TRON (TRX) termasuk mata uang kripto populer lainnya.
Menurut data CoinMarketCap, situs web yang menyediakan data ribuan mata uang kripto, nilai mata uang kripto secara global adalah USD2,79 triliun. Pada tahun 2013, kapitalisasi pasar kripto hanya sekitar USD1 miliar.
Baca juga : Bitcoin Tembus USD70.000, Ini Deretan Pemicunya
Lebih dari 100 negara mengizinkan perdagangan Bitcoin dan mata uang kripto lainnya. Negara-negara seperti AS, Kanada, Uni Eropa, Singapura, Australia, dan Selandia Baru adalah beberapa negara yang melegalkan perdagangan aset kripto.
Menariknya, selama empat tahun terakhir, Bitcoin telah mengalami volatilitas signifikan, dengan harga yang berfluktuasi tajam akibat peristiwa ekonomi, sentimen pasar, dan perkembangan regulasi.
Pada Maret 2020, harga Bitcoin turun drastis hingga di bawah USD5.000 ketika pasar global terguncang akibat pandemi Covid-19. Penurunan pesat ini diikuti lonjakan besar pada November 2021, ketika harga Bitcoin mencapai titik tertinggi sepanjang masa hampir USD69.000.
Namun, pasar kripto kembali turun setelah runtuhnya bursa kripto FTX pada November 2022. Kala itu, Bitcoin anjlok hingga di bawah USD16.000, dan Ethereum turun di bawah USD1.100. (*)
Editor: Yulian Saputra