Jakarta – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mengungkapkan harapannya kepada pemerintah kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka untuk mendukung program keberlanjutan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mencatat sahamnya di bursa dan menjadi perusahaan terbuka.
Harapan itu diungkapkan langsung oleh Direktur Utama BEI, Iman Rachman, kepada wartawan saat menyambangi press room di Gedung BEI, Jakarta, 17 Oktober 2024.
“Jadi keberlanjutan program pemerintah terhadap perusahaan Tbk (Terbuka) yang BUMN sangat kita nantikan. Jadi kita harap bahwa siapapun menteri baru BUMN, bisa menindaklanjuti program-program BUMN tersebut dan berkelanjutan itu poinnya,” ucap Iman.
Baca juga: Antrean IPO Turun Jelang Jokowi Pensiun, BEI Bilang Begini
Tidak hanya itu, Iman juga menyampaikan, di tahun 2025 Kementerian BUMN dapat mendukung perusahaan-perusahaan pelat merah untuk melantai di BEI, khususnya untuk BUMN dengan aset yang besar.
“Terutama untuk BUMN-BUMN dengan size yang besar. Kemarin memang tahun lalu satu BUMN besar Pertamina Hulu Energi (PHE) ditunda pelaksanaannya. Tetapi kita berharap bahwa mungkin 2025 mulai akan ada BUMN-BUMN lain,” imbuhnya.
Iman menjelaskan, di tahun 2024 ini belum ada satu pun perusahaan BUMN yang mencatatkan sahamnya di BEI melalui penawaram umum perdana saham atau initial public offering (IPO), setelah PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) tercatat sahamnya pada 2023 lalu.
Iman berharap di tahun depan, beberapa anak perusahaan BUMN, seperti Pertamina, PT Indonesia Asahan Alumunium (INALUM), hingga Perkebunan Nusantara dapat tercatat sahamnya di BEI karena memiliki ukuran aset yang besar dan liquid.
Baca juga: 37 BUMN Ada di BEI, Segini Kontribusinya
“Nah ini tentu saja yang paling ditunggu orang adalah BUMN di samping swasta. Jadi, tadi pertama kita lihat existing-nya kita perlu keberlanjutan dari program pemerintah untuk memastikan bahwa perusahaan ini on track yang untung tetap untung dengan program-programnya,” ujar Iman.
Sebagai informasi, BEI menyebutkan hingga saat ini terdapat total 37 perusahaan BUMN dan anak usahanya yang tercatat di bursa. Namun, dari total tersebut baru lima BUMN dan satu anak usaha BUMN yang memberikan kontribusi ke nilai transaksi sebesar 15 persen dari 20 perusahan terbuka dengan kapitalisasi pasar jumbo. (*)
Editor: Galih Pratama