Jakarta – Sektor UMKM terus menjadi perhatian pemerintah Indonesia dan pelbagai kalangan. Porsi UMKM yang besar dalam menggerakkan perekonomian nasional, menjadikannya sektor yang mendapatkan perhatian serius dari berbagai pihak.
Salah satu pihak yang menaruh perhatian serius terhadap usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) ialah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Walaupun tak secara khusus bergerak di bidang micro financing, Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi menyatakan bahwa pihaknya hingga kini sudah memberi penyaluran kredit sebesar Rp127,2 triliun ke sektor UMKM.
“Jadi kita masuk, kita memperbesar porsi peningkatan dukungan terhadap usaha UMKM melalui ekosistem dari wholesale client yang sudah kita dukung,” ujar Darmawan pada acara “BUMN Business Forum 2024: Peran BUMN dalam Mengawal Agenda Pembangunan Nasional” yang diadakan The Asian Post dan Infobank Media Group di Hotel Shangri-La Jakarta, Kamis, 3 Oktober 2024.
Baca juga: BUMN Business Forum 2024: Ini Dia 55 BUMN Terbaik Versi The Asian Post 2024
Darmawan menerangkan jika fokus pelayanan pada wholesale yang dilakukan Bank Mandiri akan berdampak pada sektor UMKM melalui pendirian UMKM Center di pusat-pusat sektor usaha besar, seperti perkebunan, pabrik, hingga pertambangan. Dengan adanya teknologi, UMKM Center dapat menjangkau para pelaku UMKM yang selama ini tak terjangkau.
“Kita buatkan UMKM Center di beberapa tempat di seluruh Indonesia. Sekarang layanan Mandiri bisa diakses di seluruh Indonesia sepanjang ada internet connectivity. Ada sekitar 72 titik yang sudah kita pasang low on orbit satellite selama 2 tahun ini,” jelas Darmawan.
Hal itu memungkinkan Bank Mandiri melakukan perluasan bisnisnya, dari yang sebelumnya ada beberapa sektor yang tak dilayani oleh Bank Mandiri akibat kurangnya jaringan kantor dan tenaga pekerja, kini itu semua sudah dilayani oleh Bank Mandiri, khususnya untuk meningkatkan dukungan terhadap sektor UMKM.
Selain UMKM Center, pihaknya turut meningkatkan jumlah Mandiri Agent sesuai dengan karakteristik Bank Mandiri yang tidak sama dengan agen-agen microbanking seperti di bank lain. Bank Mandiri memanfaatkan jaringan dari sektor wholesale, termasuk ekosistemnya, yang menjadikan agen Bank Mandiri memiliki keunikan tersendiri.
Baca juga: Simak! Berikut Langkah Kunci Rekomendasi BPKP Terkait Penguatan Tata Kelola BUMN
Andalkan Liquid Merchant
Pihaknya lalu juga mengembangkan sistem Liquid Merchant melalui pemanfaatan teknologi. Melalui Liquid Merchant, Bank Mandiri bisa menjangkau 2 juta merchant hingga kini.
“Dulu semuanya itu pakai cost yang mesin EDC. EDC itu selama 20 tahun dikuasai oleh 3 bank besar dan Mandiri itu adalah nomor 3 hanya sekitar 350.000 devices di EDC. Tapi dengan Liquid Merchant yang dikembangkan, yang di-launching di bulan Juli 2023 kita sudah bisa memiliki 2 juta merchant yang sangat gampang download secara online,” ucapnya.
Kemudian, secara pengelolaan keuangan, Liquid Merchant membantu UMKM untuk mengelola inventory dan pembukuan keuangan, salah satunya adalah ada 3 kali batch dalam 1 hari. Ini memungkinkan usaha kecil bisa melihat income hasil transaksi dari bisnisnya langsung masuk dalam hari itu secara 3 kali batch.
Sedangkan jika memakai EDC, hal itu memakan waktu penambahan 1 atau 2 hari setelahnya.
“Dan karena ini masih PR itu memungkinkan tidak ada merchant discount rate, jadi 0% atau full 100% penjualan dari UMKM tersebut. Apabila menggunakan liquid merchant ini 100% masuk terkeningnya merchant-merchant tersebut yang sebagian besar memang kita dedikasikan kepada UMKM yang kita kembangkan,” pungkasnya. (*) Steven Widjaja