Jakarta – Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG) menegaskan posisi penting pasar Indonesia bagi pengembangan bisnisnya. Konglomerasi keuangan asal Jepang ini siap meningkatkan investasi untuk memperkuat positioning-nya di Indonesia.
Hal itu ditegaskan Kazushige (Kazu) Nakajima, Executive Officer, Country Head of Indonesia MUFG Bank dalam MUFG Networking Lunch with Media, di Jakarta, Rabu, 28 Agustus 2024.
“Di antara negara-negara Asia Pasifik, Indonesia menjadi salah satu dari tiga negara terpenting,” tegas Kazu.
Sebagai region terbesar, Asia Pasific menjadi salah satu tujuan utama ekspansi MUFG. Menurut Kazu, dari total revenue MUFG secara global, lebih dari separuhnya adalah kontribusi kawasan Asia Pasific.
Baca juga: Laba MUFG Cabang Jakarta Naik 28 Persen jadi Rp4 Triliun di Semester I 2024
MUFG Cabang Jakarta bisa dibilang sebagai cabang bank asing terbesar, dengan aset lebih dari Rp200 triliun. Di Indonesia sendiri, jaringan atau ekosistem bisnis MUFG tersebar di sejumlah sektor. Mulai dari perbankan, di mana MUFG juga merupakan pemegang saham Bank Danamon Indonesia.
Melalui Bank Danamon pula, MUFG melakukan ekspansi bisnis di sektor multifinance lewat Adira Finance, Home Credit, dan terbaru Mandala Finance. Ada pula digital lending platform Akulaku, dan Zurich Insurance.
Michael Sugirin, Managing Director Head of Global Corporate & Institutional Banking MUFG Indonesia menambahkan, MUFG mempunyai kapasitas untuk menyediakan solusi keuangan dari hulu ke hilir. Mulai dari korporasi hingga end user atau nasabah langsung. Tidak banyak perbankan yang didukung kapasitas seperti MUFG.
“Saya rasa saat ini kami memiliki balance sheet terbesar di Indonesia. Banyak klien yang datang ke kami sekarang untuk meminta dukungan. Jadi kami benar-benar hadir dengan posisi yang kuat,” tambah Michael.
Baca juga: Adu Produktif Karyawan Bank: MUFG Terdepan, BCA Terbaik di Kelompok The Big Four
Adapun dari sisi kinerja, per Juni 2024, MUFG Cabang Jakarta mengantongi laba bersih Rp4,0 triliun, atau meningkat 28 persen year on year (yoy). Kenaikan laba disokong pertumbuhan kredit yang naik 34 persen, atau menjadi Rp97,1 triliun.
Sementara, DPK turun tipis 3 persen menjadi Rp54,62 triliun. Total asetnya pun mengembang 11 persen menjadi Rp203,8 triliun, dengan posisi rasio kecukupan modal (CAR) sangat kuat di level 78,2 persen. Total aset bank ini pun mengembang 11 persen secara tahunan, dari Rp183,4 triliun menjadi Rp203,8 triliun. (*) Ari Astriawan