Jakarta–Sepanjang kuartal kedua 2016, DPLK Manulife berhail meraup total dana kelolaan Rp13,36 triliun terdiri atas DPLK reguler sebesar Rp9,15 triliun, DPLK PPUKP sebesar Rp1,9 triliun dan lain-lain sebesar Rp2,3 triliun.
Pertumbuhan dana kelolaan tersebut seiring dengan pertumbuhan peserta yang pada kuartal kedua 2016 telah mencapai 515.956 peserta dengan 2.111 klien perusahaan.
Nur Hasan Kurniawan, Chief of Employee Benefits Manulife Indonesia mengatakan, pada kuartal pertama dan kedua tambahan klien cukup tinggi mengingat upaya sosialisasi di daerah-daerah mulai menampakkan hasilnya. Dia mengatakan, Manulife telah melakukan upaya sosialisasi pentingnya pesangon dan dana pensiun bagi masyarakat sejak 2014 lalu. Dari DPLK PPUKP saja Manulife berhasil menjaring 316 perusahaan dari total 473 perusahaan yang mengikuti program PPUKP (Program Pensiun Untuk Kompensasi Pesangon).
“Banyak dari daerah, tapi kalau dari sisi nominal tetap di jakarta, kalau bicara cash account udah seimbang antara Jakarta dan luar Jakarta,” kata Nur Hasan Kurniawan di kantornya, Jakarta, Kamis 25 Agustus 2016.
Dari total dana kelolaan tersebut menurutnya paling banyak masih ditempatkan di pasar uang Rupiah sebesar Rp5,8 triliun, disusul fixed income dan equity. Alokasi dana investasi yang masih mayoritas di pasar uang tersebut menurutnya terjadi karena banyak perusahaan yang belum berani mendiversifikasi investaainya di instrumen-instrumen lain. Padahal jika ditilik dari imbal hasilnya, fixed income dan equity lebih menjanjikan.
“Alasan kedua adalah progam DPLK kan program kompensasi pesangon, jadi kalau ada PHK ngambil dari DPLK, makanya pemberi kerja pilih yang aman, ini jadi PR kita semua untuk melakukan edukasi, bahwa kalau bicara investasi tidka boleh hanya di satu keranjang,” tambahnya. (*) Ria Martati
Editor: Paulus Yoga